Metamorfosis Anies Baswedan Menuju Pilpres 2019

Metamorfosis Anies Baswedan Menuju Pilpres 2019

Elza Astari Retaduari - detikNews
Jumat, 06 Jul 2018 15:03 WIB
Anies Baswedan (Pradita Utama/detikcom)
Jakarta - Anies Baswedan sudah tidak malu-malu lagi berbicara soal kemungkinannya maju di Pilpres 2019. Sementara semula sering mengelak, kini Anies sudah mulai mau membahas pemetaan koalisi.

Nama Anies memang sudah cukup lama masuk bursa pilpres. Belum lama menjabat Gubernur DKI Jakarta, Anies sudah disebut-sebut berpotensi menjadi cawapres, baik untuk Ketum Gerindra Prabowo Subianto maupun untuk petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pada 24 Februari lalu, Ketua DPD Gerindra M Taufik menyebut Anies cocok menjadi pendamping Prabowo. Anies menjawab singkat dan seolah enggan menanggapinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nggak, nggak," kata Anies saat ditanya soal namanya yang disebut cocok sebagai cawapres Prabowo, Sabtu (24/2/2018).


Seiring dengan berjalannya waktu, nama Anies mulai disebut-sebut sebagai salah satu capres alternatif. Anies dianggap dapat menjadi pilihan selain Jokowi dan Prabowo. Ketika dimintai tanggapan, Anies lagi-lagi mengelak.

"No, no, no, no. Kan sekarang sudah ada calonnya. Ada Pak Jokowi, ada Pak Prabowo. Sudah selesai. Saya ngurusin Jakarta," kata Anies di Lapangan Arcici, Rawasari, Jakarta Pusat, Minggu (11/3).

Meski kata-katanya gamblang mengelak, tampaknya sikap Anies menunjukkan hal berbeda. Ini terbukti ketika Anies hadir di acara internal Partai Gerindra, yang membahas capres.

Wagub DKI Jakarta sekaligus politikus Gerindra, Sandiaga Uno, menyebut Anies datang sebagai simpatisan. Anies merupakan gubernur yang diusung Gerindra.



"Ada Pak Anies juga, karena Pak Anies sama saya diundang sebagai simpatisan. Jadi Pak Anies datang sama saya sebagai undangan dan mendengarkan," jelas Sandi seusai pertemuan di kediaman Prabowo, Jl Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (26/3).

Sehari kemudian, Anies dimintai konfirmasi apakah menjadi salah seorang kandidat cawapres Prabowo. Dia tak mau menjawab tegas.

Saat hal tersebut ditanyakan kepada Anies, dia hanya tersenyum. Alih-alih menjawab, Anies malah bicara pertemuan di rumah Prabowo kemarin malam, yang dinyatakannya hanya syukuran Sekjen Gerindra Ahmad Muzani sebagai Wakil Ketua MPR RI.

"Tadi malam nggak ada agenda. Jadi tadi malam itu saya dapat undangan syukuran dilantiknya Pak Ahmad Muzani menjadi Wakil Ketua MPR. Jadi acaranya potong tumpeng, kemudian tumpengnya diserahkan, lalu makan. Tidak ada yang lain," kata Anies di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/3).


Sepekan berlalu, Anies sedikit menanggapi soal rasa penasaran publik. Dia memastikan ingin fokus mengurus Jakarta. Bahkan untuk Pilpres 2024 pun, dia tak menegaskan akan maju.

"Saya lagi urusin Jakarta nih. Emang 2024 saya mau maju? Urus jakarta dulu," tegas Anies.

Ketua DPP Gerindra Desmond J Mahesa sempat menyatakan Prabowo mempertimbangkan Anies sebagai kandidat untuk menggantikannya sebagai capres. Prabowo disebut berpotensi menjadi king maker, yang berarti tak maju sebagai calon.

Namun saat dimintai tanggapan soal itu pada Selasa (10/4), Anies hanya menggelengkan kepala. Dia memilih meninggalkan pewarta yang tengah mewawancarainya.


Lalu Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais sempat diundang Anies dalam acara tasyakuran satu tahun Ustazah Peduli Negeri, di Balai Kota Jakarta, Selasa (24/4). Saat itu Amien dan sang Gubernur Jakarta bersalaman, kemudian Amien menyampaikan ramalannya.

Amien menyebut Anies bakal menjadi penyelamat negeri. Istilah 'menyelamatkan negeri' merangsang imajinasi politik untuk berpikir soal Pilpres 2019. Anies pun mengamini ramalan Amien.

"Saya, siapa pun yang mendoakan, saya amini bahwa ini diterima sebagai amanat, tanggung jawab, dan tidak usah diintepretasikan jauh-jauh," ucapnya di Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (25/4).

Metamorfosa Anies Baswedan Menuju Pilpres 2019Foto: Anies Baswedan

Nama Anies juga sempat disebut-sebut masuk menjadi kandidat cawapres Jokowi. Sekali lagi, Anies menegaskan ingin mengurus Jakarta.

"Saya ngurusi Jakarta. Serius, saya ngurusi Jakarta," kata Anies ketika ditanya soal opsi menjadi cawapres Jokowi di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (26/4).

Kemudian nama Anies mulai disodorkan berpasangan dengan tokoh lain. Seperti PKS, yang membuka wacana Anies berduet dengan tokoh senior partainya, Ahmad Heryawan (Aher). Anies menanggapi dengan baik, hanya dia mengaku masih ingin menjadi penonton.

"Ya begini, kan sudah ada calonnya sekarang. Sudah ada calon presiden, sesudah ada calon presiden, kan saya bisa nonton saja," kata Anies di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (26/6).


Tak sampai di situ. Sejumlah relawan berencana mendeklarasikan dukungan terhadap Anies dengan tajuk 'Anies Baswedan for president' yang digelar Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera. Anies menanggapi hal tersebut hanya dengan senyuman dan mengucap singkat, Rabu (4/7).

"Nggak ikut-ikut," tuturnya.

Meski begitu, Anies sudah sedikit membuka diri pada awal Juli ini. Dalam sepekan terakhir, Anies tampak menunjukkan gestur politik. Beberapa kali Anies terlihat beraktivitas bersama Wapres Jusuf Kalla. Kemesraan keduanya seperti menjadi sinyal JK memberikan dukungan untuk Anies di Pilpres 2019.

Metamorfosa Anies Baswedan Menuju Pilpres 2019Anies mengucapkan selamat Idul Fitri dengan bahasa isyarat. (Twitter Anies Baswedan)

Sementara beberapa bulan lalu Anies tak mau banyak menggubris, dia kini lebih banyak bicara soal pilpres. Anies bahkan mengaku kaget dirinya diusulkan Demokrat untuk berduet dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Saya juga kaget. Kemarin itu sampai empat nama, empat muncul. Tapi gini deh. Saya jangan komentar dulu sekarang. Menurut saya, itu adalah wilayah pimpinan partai, saya bagian bekerja dulu di Jakarta dan kita lihat nanti perkembangannya seperti apa," kata Anies memberi sinyal soal ada peluang perkembangan lain.

Anies pun mulai mengadakan pertemuan dengan tokoh politik. Pada Kamis (5/7) kemarin, Anies mendatangi Ketum PAN sekaligus Ketua MPR Zulkifli Hasan dengan alasan membicarakan soal reklamasi. Dia lalu bicara soal peluangnya maju di Pilpres 2019.

"Gini. Jangan salat sebelum azan mulai. Belum ada azan, kok udah salat," sebutnya.


Lalu, Gerindra mulai memberi tanda lampu hijau soal peluang Anies maju di pilpres. Menurut Gerindra, keputusan Anies harus melalui koordinasi dengan Prabowo. Itulah yang menjadi komitmen kedua tokoh tersebut.

Seolah mengamini, Anies pun menyatakan senada. Tak malu-malu lagi bicara soal pilpres, Anies berbicara cukup panjang. Kali ini, Anies bahkan membuka pemetaan koalisi. Dia juga tidak lagi membantah soal kemungkinan maju di Pilpres 2019.

Ketika kembali ditanyakan soal Pilpres 2019, Anies menjawab menunggu keputusan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al Jufri, dan Ketum PAN Zulkifli Hasan. Dengan tak lagi membantah, Anies mulai membuka kemungkinannya maju di pilpres.


"Saya garisbawahi betul bahwa kita atau saya dari awal menyampaikan, Pak Prabowo yang menentukan proses pencalonan gubernur pada saat kemarin bersama dengan Pak Salim, Pak Sohibul Iman, merekalah yang menentukan sehingga saya pun dalam menjalankan tugas selama ini mendasarkan pada mandat amanat yang ditugaskan dari mereka," ujar Anies di Hotel Cempaka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (6/7).

"Sekarang saya lagi jalani Jakarta, jadi kalau orang ramai dan lain-lain, jangan tanya saya, karena saya adalah orang yang sekarang bertugas sebagai gubernur dan saya pun nggak bisa menentukan apa-apa, yang menentukan adalah Pak Prabowo, Pak Salim, dan Pak Zulkifli Hasan, merekalah yang menentukan, kita lihat nanti," sambungnya.


Kali ini, Anies bicara cukup panjang-lebar soal peluangnya maju di Pilpres 2019. Dia menyatakan tengah menunggu takdir Allah, sekaligus keputusan para ketum partai.

"Banyak tadi segala macam suara tapi saya tidak ada komentar apa-apa, semua orang boleh mendoakan apa saja, biarkan Allah SWT menjalankan takdirnya. Saya sedang menjalankan tugas di Jakarta, lalu ketika berbicara tentang pilpres itu wilayahnya ketua partai politik, jadi mereka yang menentukan, mereka yang membicarakan dan kita tunggu aja seperti apa," urainya.

Dari metamorfosis sikap Anies, peta politik kini kian jelas menjelang pendaftaran Pilpres 2019 pada Agustus mendatang. Lantas, kapan Anies memastikan ke Pilpres 2019?
Halaman 2 dari 4
(elz/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads