"Kalau memang ikan ini menemukan habitat yang sesuai, dia kan di sungai, dia masuk Indonesia masuk sungai besar akan menemukan habitat yang sesuai. (Arapaima Gigas) bisa berkembang biak, kalau dia menemukan habitatnya bisa jadi banyak," papar Prof Gadis saat berbincang dengan detikcom, Rabu (27/6/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Gadis menambahkan, ikan arapaima gigas cenderung memiliki sedikit predator bahkan tak memiliki predator. Dia mencontohkan soal kemungkinan buaya berhadapan dengan ikan tersebut.
"Mungkin buaya bisa memakan ikan itu, tapi perlu dicatat bahwa jumlah buaya di Sungai Brantas terbilang sedikit. Selain itu buaya kan biota asli Sungai Brantas, jadi mungkin bisa terganggu dengan fauna introduksi seperti arapaima ini," ujar Prof Gadis.
Menurut Prof Gadis, ikan atau biota introduksi biasanya bisa menang melawan biota asli dalam hal berebut makanan. Prof Gadis menekankan potensi rusaknya ekosistem dengan kehadiran ikan introduksi jenis ini.
"Jelas merusak ekosistem kali brantas, ikan umumnya relatif lebih kecil, suatu saat akan habis, dengan lingkungan Sungai Brantas, akan menguasai lingkungan di situ dengan makan ikan," kata Prof Gadis. (bag/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini