Waketum Hanura: Cium Tangan Gatot ke SBY Tak Perlu Ditafsirkan Jauh

Waketum Hanura: Cium Tangan Gatot ke SBY Tak Perlu Ditafsirkan Jauh

Jabbar Ramdhani - detikNews
Senin, 04 Jun 2018 00:36 WIB
Foto: Gatot Nurmantyo Mencium Tangan SBY (Istimewa)
Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Hanura Sutrisno Iwantono mengatakan momen mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang mencium tangan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai hal yang lumrah antara junior-senior. Menurutnya hal itu tak perlu ditafsirkan terlalu jauh.

"Menurut saya tidak perlu ditafsirkan terlalu jauh. Biasa saja. Mungkin saja itu bentuk penghormatan dari Pak Gatot selaku junior kepada Pak SBY yang senior. Kalau ada pembicaraan politik menurut saya tidak perlu berandai-andai," ujar Sutrisno menjawab pertanyaan wartawan, Minggu (3/6/2018).

"Saya sempat ngobrol sejenak dengan Pak Gatot. Peluang untuk bicara politik dengan Pak SBY tampaknya sangat kecil. Peristiwa cium tangan itu mungkin terjadi saat Pak SBY akan meninggalkan acara," ujar dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dianggap Demokrat akan mengusung Gatot kayaknya terlalu mengada-ada. Sekarang ini politik masih sangat cair, belum ada yang pasti. Belum ada tanda-tanda Demokrat akan mengusung Pak Gatot," sambung Sutrisno.

Waketum Hanura: Cium Tangan Gatot ke SBY Tak Perlu Ditafsirkan JauhFoto: dok sutrisno Iwantono

Sutrisno menyatakan partainya akan tetap mendukung Jokowi. Dia juga punya perhitungan soal capres yang akan bersaing di Pilpres 2019.

Dia melihat koalisi pendukung Jokowi yakni Hanura, PDIP, Golkar, NasDem, dan Golkar akan meraup suara sebesar 51,79%. Jumlah suara akan bertambah jadi 60,17% jika PKB bergabung.

Sementara sisa suara yang ada tidak akan cukup untuk ada 2 capres penantang Jokowi. Sehingga kemungkinan cuma ada Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang jadi penantang.

Hal tersebut akan membuat Gatot sulit mendapat dukungan partai lain untuk menjadi capres. Sementara jika ada partai koalisi pendukung Jokowi yang menyeberang, maka kemungkinan capres yang diusung berasal dari Demokrat dan koalisinya.


"Jika ada koalisi partai pendukung Jokowi yang menyeberang, maka ada kemungkinan 2 calon di luar Jokowi. Kemungkinan besar adalah Prabowo dan tokoh lain yang didukung oleh Demokrat dan koalisinya," tuturnya.

Sutrisno juga memandang kecil kemungkinan Demokrat untuk mendukung Gatot. Sebab Demokrat punya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan juga adanya perbedaan karakter antara Gatot dan SBY.

"Pertanyaannya apakah mungkin Gatot menggunakan perahu Demokrat? Feeling saya akan sulit, selain ada AHY, juga karakter Pak Gatot sangat berbeda dengan karakter Pak SBY. Sehingga kecil Pak SBY akan dukung Pak Gatot. Karena itulah soal cium-cium tangan itu biar saja berlalu, tidak perlu terlalu dirisaukan," kata Sutrisno.

(jbr/yas)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads