Di balik keindahan alam yang memesona, kehidupan masyarakat Maldives menarik untuk disimak. Siapa menyangka, Maldives merupakan saudara kita sesama muslim.
Persentase umat Islam yang ada di sini adalah 100 persen. Meski menjadi mayoritas, cerita muslim di sini, tak selalu indah. Salah satu daya tarik di Maldives adalah resort.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, pekerjaannya tidak selalu berjalan mulus. Sudah beberapa kali Rifu keluar dari tempat kerjanya, karena tidak diperbolehkan mengenakan hijab.
Baca juga: Cantik dan Unik, Baju Tradisional Azerbaijan |
Karena bekerja melayani para turis asing, Rifu sering dituntut untuk berpenampilan tanpa hijab. Rifu pun mencari tempat, di mana ia bisa bebas mengenakan hijab. Alhamdulillah, kini dia sudah menemukan tempat kerja yang membuatnya nyaman.
![]() |
Beruntung, Rifu bisa bekerja di pulau kelahirannya sendiri, Thulusdhoo. Ibukota dari Kaafu Atol, salah satu pulau yang paling dekat dengan Male, ibukota Maldives. Tidak seperti Male yang padat, pulau Thulusdhoo termasuk sepi.
"Sangat menyenangkan bekerja di resort. Saya menyukainya. Tapi di sisi lain, saya menemui banyak kesulitan. Karena hanya ada sedikit perempuan di sana, dan kebanyakan laki laki," tutur Rifu.
Dengan kondisi ini, disebutkan Rifu, perempuan menjadi pusat perhatian. Awalnya sangat sulit bagi Rifu, karena dia sendirian di sana. Tapi dia mengaku sangat menyukai pekerjaannya. Dan kondisi tersebut menempanya lebih kuat dan punya pengalaman lebih.
"Di beberapa resort, mereka tidak menugaskan wanita berhijab di bagian front desk. Tapi di resort tempat saya bekerja sekarang tidak seperti itu. Di beberapa resort, mereka tidak mau pegawai berhijab ada di bagian depan, mereka hanya menugaskannya di belakang, jadi tamu-tamu tidak bisa melihat langsung. Tapi menurutku itu tidak adil," terangnya.
Baca juga: Resep Spesial Berbuka Puasa ala Azerbaijan |
Setiap pulang kerja, Rifu selalu menyempatkan diri melakukan sesuatu yang berguna bagi sekitarnya. Rifu hanya berusaha membersihkan pulau kelahirannya dengan caranya sendiri. Sederhana saja, Rifu mengambil sampah yang ia temui di jalan, yang dilintasinya ketika ia pulang ke rumah.
Dengan banyaknya turis yang berdatangan, Rifu sadar bahwa keberadaan sampah kian banyak. Sebagai seorang muslim, Rifu ingin terus menaati perintah Allah, terutama dalam hal kebersihan.
Seperti yang diriwayatkan Rasulullah SAW:
"Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu." (H.R. Tirmizi)
Pemerintah Maldives sebenarnya telah membuat regulasi yang mengatur pembuangan sampah. Tapi tetap saja, selalu ada sampah yang mengganggu pemandangan.
Meskipun hanya segelintir orang yang peduli, Riffu tidak putus harapan untuk menjaga tanah kelahirannya agar tetap bersih. Muslimah muda ini berharap, suatu saat akan ada sistem pembuangan sampah yang efektif.
Pasalnya, hingga detik ini, semua sampah yang ada di Maldives, semua dibuang ke satu pulau, yaitu pulau Thilafushi. Berdasarkan data dari lembaga pecinta alam Maldives, ada sekitar 330 ton sampah per hari di Maldives.
Ternyata di balik keindahan alam di Maldives ini, ada sebuah titik hitam yang tidak banyak diketahui orang. Rifu, seorang muslimah yang sederhana, tapi memberikan inspirasi. Bahwa sekecil apapun kepedulian yang kita berikan untuk semesta, akan berarti. Jika orang lain tidak merasakannya, mungkin akan cukup untuk diri kita sendiri.
Saksikan kisah lengkap muslim dari negeri surga Maldives di program Jazirah Islam TRANS 7, Rabu 23 Mei 2018 pukul 15:00 WIB
Tonton juga perjalanan Jazirah Islam ke Azerbaijan.
(rns/rns)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini