Marak Terorisme, Eks Napi: Deradikalisasi Tak Sentuh Ideologi

Marak Terorisme, Eks Napi: Deradikalisasi Tak Sentuh Ideologi

Audrey Santoso - detikNews
Sabtu, 19 Mei 2018 11:22 WIB
Eks napi teroris Yudi Zulfachri (Audrey Santoso/detikcom)
Jakarta - Mantan narapidana teroris, Yudi Zulfachri, mengatakan maraknya terorisme di Indonesia disebabkan program deradikalisasi tidak menyentuh sisi ideologi objeknya. Yudi menilai kunci deradikalisasi adalah mengubah ideologi kekerasan yang sudah tertanam di individu-individu.

"Ideologi ini kerangka awal, motif, kerangka kerja bagi teroris untuk menentukan target," kata Yudi dalam diskusi Polemik MNC Trijaya FM di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/5/2018).


"Ini yang saya alami sendiri, bagaimana saya lulusan STPDN, telah ditanamkan ideologi nasionalisme, kebangsaan 4 tahun. Tapi akhirnya keluar dari PNS dan masuk kelompok teroris. Kenapa? Karena ada ideologi lain yang masuk," ucap Yudi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menerangkan program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah hanya sampai pada tahap upaya mengubah perilaku dari radikal menjadi tidak radikal. Tidak sampai pada tahap mencabut ideologi radikal yang sudah tertanam.

"BNPT punya Direktorat Deradikalisasi. Saya salah satu objek deradikalisasi. Teori deradikalisasi ini adalah untuk memodernisasi paham radikal, tapi praktiknya itu lebih banyak dengan bantuan wirausaha dan lain-lain. Ideologi tidak pernah disentuh. Akhirnya beberapa kali kejadian di Poso, berikan bantuan puluhan juta, tapi terulang lagi," jelas Yudi.

"Atau kita melangkah ke masa NII (Negara Islam Indonesia) ketika sudah ditangkap, NII dilumpuhkan, itu mantan-mantan anggotanya diberikan usaha yang bukan ecek-ecek. Bahkan ada yang jadi juragan minyak. Tapi 10 tahun kemudian, mereka (mantan NII) konsolidasi lagi," imbuh Yudi.


Yudi menyimpulkan praktik deradikalisasi yang tak sesuai dengan teorinya inilah yang menjadi kendala.

"Artinya, tidak cukup hanya mengubah perilaku tanpa menyentuh ideologi. Ini yang saya lihat kendala deradikalisasi. Upaya-upaya untuk menyentuh ideologi masih sangat kurang," tutur Yudi

Menurut Yudi, pihak yang paling berpotensi melakukan deradikalisasi terhadap orang-orang yang terpapar paham terorisme ialah ormas-ormas Islam.

"Untuk memodernisasi, harus menggunakan pihak-pihak yang dianggap mereka pihak mereka. Tidak bisa BNPT datang, memodernisasi, pasti ditolak. Saya waktu itu yang memodernisasi pemahaman saya Ustaz Al Imron. Keterlibatan ormas Islam itu sangat diperlukan," jelas Yudi. (aud/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads