Viral Polisi Nyanyi Lagu Kecam Teroris, Ini Cerita di Baliknya

Viral Polisi Nyanyi Lagu Kecam Teroris, Ini Cerita di Baliknya

Raja Adil Siregar - detikNews
Jumat, 18 Mei 2018 18:08 WIB
Aiptu Sugeng (screenshot video viral)
Palembang - Aksi teror yang dilakukan para terduga teroris belakang menyasar polisi. Kesal melihat ulah tersebut, salah seorang polisi berpangkat aiptu membuat lagu berisi kritik yang kini jadi viral di media sosial. Seperti apa liriknya?

Dalam video berdurasi 59 detik itu terlihat seorang polisi menceritakan kesedihan saat rekannya menjadi korban bom bunuh diri. Termasuk masyarakat sipil yang nyawanya ikut melayang karena tindakan para teroris.

Bermodalkan harmonika dan gitar, polisi itu terlihat santai saat menyanyikan lagu ciptaan Pujiono yang berjudul 'Manisnya Negeriku'. Lirik lagu pun diubah dengan kritik dan bentuk keprihatinannya atas teror beberapa hari terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Teroris apakah agamamu, teroris apakah kitabmu, teroris siapakah tuhanmu dan siapakah nabimu...

Teroris di mana pikiranmu, teoris di mana hatimu. Kau membunuh teman-temanku, kau lukai wargaku..." petik lirik lagu yang dinyanyikan polisi itu.



Usut punya usut, polisi yang videonya jadi viral dan kini menjadi perbincangan warganet itu ternyata berdinas di Polres Lubuklinggau. Dalam akun Intagram @shugank.p, sang polisi mem-posting video berjudul 'Teroris di Manakah Hatimu'. Video itu pun jadi viral dan sudah ditonton hampir 10 ribu orang dengan ratusan komentar.

Kapolres Lubuklinggau AKBP Sunandar saat dimintai konfirmasi membenarkan bahwa polisi tersebut adalah Aiptu Sugeng. Sunandar juga menjelaskan Sugeng adalah anggotanya yang berdinas di Lubuklinggau.

"Iya benar dia anggota saya, berdinas di Korps Sabhara Polres Lubuklinggau dan menjabat sebagai Kanit Dalmas," terang Sunandar, Jumat (18/5/2018).

Sementara itu, Aiptu Sugeng mengaku lagu ini diciptakan sebagai kekesalannya terhadap pelaku teroris. Bahkan sebagai Kanit Dalmas Korps Sabhara, Sugeng mengatakan tidak ada satu agama pun yang mengajarkan pembunuhan.



"Pasti saya kesal, karena saya kira tidak satu pun agama yang mengajarkan untuk membunuh. Jujur dari hati kecil saya ini menangis, apalagi sama-sama kita telah ketahui ada salah satu anak pelaku yang dijadikan korban," kata Sugeng singkat.

"Semua orang kesal, semua juga kecewa dan benci dengan tindakan terorisme ini. Tentu banyak caranya dan saya lepaskan kekesalan saya lewat sebuah lagu," kata Sugeng. (rvk/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads