Indonesia Butuh Tenaga Kerja Asing untuk Investasi

Indonesia Butuh Tenaga Kerja Asing untuk Investasi

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Selasa, 24 Apr 2018 16:20 WIB
Wapres JK (Foto: Noval Dhwinuari Antony)
Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia sangat membutuhkan tenaga kerja asing untuk kebutuhan investasi. Salab satu investasi yang dibutuhkan Indonesia saat ini berasal dari luar.

"Kalau investasi dari luar pasti dia bawa modal dan teknologi. Kalau dia ada bawa modal tentu mereka ingin menjaga modalnya ini, maka manajemennya tentu dia ingin pegang," kata JK di kantornya di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (24/4/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut JK, jika investasi dari luar membawa teknologi, sehingga hal tersebut membutuhkan skil dari pekerjanya. Skil tersebut belum tentu dimiliki orang Indonesia.

"Yang kedua, kalau membutuhkan teknologi butuh skill, maka ada hal-hal tertentu yang orang Indonesia belum sanggup, apakah itu di industri. Tapi lama kelamaan pengalaman kita, justru kedatangan tenaga asing menimbulkan terbukanya lapangan kerja baru untuk orang Indonesia," jelas JK.

"Maka dia bikin pabrik, katakanlah pabrik garmen, mungkin hanya 2 sampai 3 orang saja (tenaga kerja asing) yang mengawasi, tapi berapa ribu (orang Indonesia) yang bekerja," lanjut JK.

JK juga mencotohkan beberapa pabrik mobil merek luar negeri yang ada di Indonesia. Awalnya insinyur dari luar bekerja di pabrik tersebut. Namun saat tenaga kerja Indonesia dipandang mumpunk, maka tanggung jawab tersebut diserahkan ke orang Indonesia.

"Memang butuh waktu saja, jadi jangan berpikir terbalik, banyak orang berpikir tenaga kerja asing itu mengambil porsi tenaga kerja Indonesia, justru tidak. Justru tenaga kerja asing menciptakan lapangan kerja baru untuk orang Indonesia," ucapnya.



JK juga menyinggung tenaga kerja asing di Thailand yang jumlahnya 10 kali lebih banyak dari Indonesia. Namun kondisi tersebut tidak mempengaruhi negara tersebut.

"Berapa juta orang Indonesia di Malaysia, 2 juta kan. Tidak menimbulkan masalah di negara tersebut. Mengapa kita hanya berapa ribu orang asing, terus tenaga kerja Indonesia sepertinya bahaya (terancam). Justru dia membuka lapangan kerja baru, jadi jangan tenaga kerja asing itu kayak musuh begitu. Justru dibutuhkan transfer teknologi," jelasnya.

JK memandang wajar jika ada investor yang menanamkan modalnya di Indonesia dan menjaga modal tersebut. "Kalau anda ada uang, mau investasi di Malaysia, emangnya mau serahkan saja orang sana? Pasti anda ikut juga kan? Begitu lah situasinya, nah kita butuh investasi itu," imbuhnya.




JK Sebut Tenaga Kerja China di Sulawesi Tengah untuk Percepatan Investasi


Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut banyaknya tenaga kerja asing dari China di Morowali, Sulawesi Tengah untuk mempercepat investasi. Investasi yang dipercepat tersebut akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal di Morowali.

"Khususnya di Morowali, karena mereka butuh investasi dan kita minta mereka investasi dipercapat. Ya kalau mau mempercepat investasi maka dibutuhkan tenaga skil yang banyak, yang sudah mengerti, sedangkan di Sulawesi tentu tidak banyak orang yang bisa bekerja atau membuat industri atau smelter yang cepat. Maka tenaga-tenaga China itu memang banyak yang masuk," kata JK di kantornya di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (24/4/2018).

JK menyebut percepatan investasi di Morowali untuk membuka lapangan kerja untuk ribuan masyarakat Indonesia. Dia pun menyebut tenaga kerja China yang ada di daerah tersebut pun akan berkurang dengan sendirinya.



"Tapi akhirnya menimbulkan lapangan kerja yang banyak. Puluhan ribu orang Indonesia bisa kerja setelah itu dan orang China itu makin lama makin menurun, orang Indonesia makin lama makin banyak jumlahnya," sebutnya.

JK pun membandingkan dengan perusahaan tambang PT Inco di Sorowako, Sulawesi Selatan. Saat baru dibangun perusahaan tersebut mempekerjakan ratusan tenaga kerja asing.

"Seperti Inco, dulu itu Inco tenga asingnya kira-kira mungkin 200an, sekarang saya dengar cuma 3 orang. Berarti berhasil mendidik orang Indonesia," ucapnya. (nvl/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads