"Ini kontingen FPU pertama dari Indonesia yang menghadirkan polwan bukan sebagai tim pendukung, tapi tim taktis ada, SWAT ada, dokter polwan ada," kata Karo Misi Internasional Divisi Hubungan Internasional Polri, Brigjen Krishna Murti, kepada detikcom, Senin (23/4/2018).
Para polwan, kata Krishna, dilatih untuk menjadi tangguh di medan perang meski ancaman keselamatan di depan mata. Ancaman yang menunggu pasukan perdamaian mulai dari wabah penyakit, bahaya perang, hingga lingkungan yang tak memadai untuk kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Krishna mengatakan beberapa anggota FPU dari Polri pernah terkena sakit dan akhirnya meninggal. Juga pernah ada anggota Polri yang terkena wabah hingga kakinya terpaksa diamputasi.
"Wabah penyakit ada. Pernah ada kontingen kita kena penyakit di sana kok. Sampai kakinya amputasi. Ada yang meninggal karena sakit, ada salah satu komandan kontingen kita yang kena penyakit, kakinya sampai diamputasi, itu kontingen FPU 4," terang Krishna.
Salah satu polwan yang lolos seleksi pasukan FPU Polri, Ipda Ria, mengatakan dirinya sudah memahami risiko yang ditempuh sebagai pasukan perdamaian di wilayah konflik.
"Saya siap dengan risiko terburuk, bahkan kematian. Siap, di mana pun. Kematian bukan hanya karena di daerah misi. Jika sudah takdirnya, akan tetap terjadi," jawab Ria ketika berbincang dengan detikcom.
Hal itu dia ucapkan ketika disinggung soal risiko terburuk yang mungkin terjadi dalam misi di daerah konflik. "Insyaallah. Karena ini adalah misi kemanusiaan, golnya adalah humanitarian assistance. Insyaallah Tuhan memberkahi setiap langkah kami tempuh," tutur dokter polwan dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulawesi Barat itu. (aud/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini