Awalnya, Glen mengatakan Novanto dirawat di rumah sakit itu selama 2 minggu. Majelis hakim menanyakan tentang lamanya perawatan tersebut.
"Selama itu apakah ada hal-hal yang spesifik?" tanya ketua majelis hakim Mahfudin pada Glen yang bersaksi dalam sidang lanjutan perkara perintangan penyidikan dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (23/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan napasnya suka berhenti kalau tidur sehingga perlu dibantu pakai alat. Napasnya berhenti alatnya yang akan memompa udara. Ada sinusitis, ada ginjal, ada kencing manis," imbuh Glen.
Jaksa Tanya Saksi: Novanto Main Tenis Meja Usai Dirawat?
Setelah itu, giliran jaksa KPK yang menanyai Glen. Jaksa sempat bertanya soal kegiatan Novanto selepas menjalani perawatan.
Glen mengatakan Novanto diizinkan pulang dari RS Premier Jatinegara pada 2 Oktober 2017 dengan catatan kembali untuk kontrol pada 2 minggu kemudian. Pada 17 Oktober 2017, Novanto memang kembali lagi ke rumah sakit untuk kontrol.
"Apakah mengetahui Setya Novanto tenis meja setelah selesai dirawat di RS Premier?" tanya jaksa Takdir M Subhan.
"Keterangannya begitu," jawab Glen.
Jaksa pun mencecar Novanto soal izin main tenis usai diperiksa. Namun, Glen mengaku lupa apakah sempat menyampaikan hal itu.
"Apakah disampaikan seperti itu, setelah periksa bisa main tenis?" tanya Takdir.
"Saya lupa-lupa inget," jawab Glen.
Glen yang ditanya jaksa memaparkan kondisi Novanto yang sebenarnya tidak masalah berolahraga setelah dipasang ring pada jantungya. "Setelah pasang ring ya tidak apa-apa (main tenis meja)," kata Glen.
Dalam persidangan, Glen mengaku melakukan katerisasi ke jantung Novanto atas rujukan dari RS Siloam. Namun, dia membantah RS Premier memberikan rujukan Novanto agar dirawat ke RS Medika Permata Hijau karena beda kelas.
(ams/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini