KH Maumun mengatakan meski banyak kiai yang telah beralih, namun ia menyatakan masih setia kepada PPP.
"Alhamdulillah saya mulai dari lahir PPP, saya sudah di PPP. Sampai sekarang banyak kiai yang beralih, saya tidak mau beralih," ujar KH Maumun dalam keterangan tertulis, Kamis (19/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia dan sejumlah ulama lainnya seperti KH. Maimoen Zubair, KH. Syukron Makmun, KH. Muhammad Syamsul Arifin, KH. Zainudin Jazuli, KH. Nurul Huda Jazuli, KH. Anwar Iskandar, KH. Suyuti Toha, KH. Haris Shodaqoh, KH. Habib Ihsanudin, dan KH Dahlawi, menyatakan tetap mendukung partai berlambang kakbah tersebut.
Menurut KH Dahlwi, yang juga sebagai Wakil Ketua Majelis Syariah DPW Jawa Timur, mengatakan istiqomah (konsistensi) dalam beribadah di politik memiliki nilai pahala berlipat ganda. Berjuang dalam politik, kata dia, memiliki peran strategis untuk menyampaikan aspirasi umat dan memperjuangkannya.
"Bagi kami para kyai, istiqomah itu mempunyai nilai penting bagi ibadah apapun termasuk dalam bersyiasah atau politik untuk umat Islam," kata Dahlawi.
Ia menyebut beberapa kiai di Jawa Timur seperti KH. Muhammad Syamsul Arifin, KH Sayuti dari Banyuwangi, KH Fikri Waris Ilyas dari Madura, KH Sirajuddin, dan juga ada Gus Mansyur masih tetap istiqomah berada di PPP.
"Gus Mansyur pernah mundur sejenak saat ada kisruh PPP beberapa waktu lalu. Namun kini alhamdulillah beliau sudah kembali aktif, tambahnya.
"Bahkan saat tahun 1980-an, kala PPP dipaksa berubah lambang menjadi bintang, kami tetap di PPP. Kalau sama-sama memperjuang Islam, untuk apa pindah ke partai lain. Apalagi saat ini PPP adalah satu-satunya partai berasaskan Islam," pungkasnya.
Dukungan dari sejumlah ulama itu pun sekaligus menghapus kekhawatiran bahwa PPP banyak ditinggalkan pendukungnya. (ega/ega)