Syafi'i mengaku tak bisa komentar terkait hal itu. Ia hanya menyarankan agar Sukmawati mempelajari apa itu syariat Islam.
"Saya mau menanggapi apa ya, karena kan dia mengaku tidak tahu syariat Islam. Karena dia tidak tahu syariat Islam, saya berdoa mudah-mudahan dalam waktu deket Ibu Sukmawati memahami syariat Islam. Tapi karena dia mengaku tidak tahu syariat Islam, ya tentu kalau kalian tanya kepada saya, dia harus belajar dululah," kata Syafi'i di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang kerap disapa Romo Syafi'i ini kemudian menuturkan, sebagai politikus senior yang juga anak Presiden RI pertama, Sukmawati seharusnya tidak mengatakan hal semacam itu. Menurutnya, pernyataan tersebut memperlihatkan kualitas ketokohannya.
"Kalau dari sisi etika kita kan sangat plural. Kemudian isu agama kan begitu sensitif. Seharusnya kalau dia memang tokoh, dia pasti tidak memilih menggunakan perkataan itu. Tapi ketika dia memilih perkataan itu, kemudian menyinggung perasaan penganut agama yang berbeda, saya kemudian tahu berapa kualitas ketokohan Sukmawati, itu saja," tuturnya.
Sukmawati pun sudah angkat bicara mengenai puisinya yang dipersoalkan. Menurut Sukmawati, tidak ada unsur SARA dalam puisi yang dibacakannya pada acara memperingati 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di ajang Indonesia Fashion Week 2018 di Jakarta Convention Centre, Rabu (28/3).
"Saya nggak ada SARA-nya. Di dalam saya mengarang puisi. Saya sebagai budayawati berperan bukan hanya sebagai Sukmawati saja, namun saya menyelami, menghayati, khususnya ibu-ibu di beberapa daerah. Ada yang banyak tidak mengerti syariat Islam, seperti di Indonesia timur, di Bali, dan daerah lain," jelas Sukmawati, Senin (2/4).
(yas/rvk)











































