"Ya saya melihat terjadi reaksi-reaksi gitu. Itu kan akhirnya sangat relatif, tergantung persepsi kita. Ya persepsi orang bermacam-macam," kata Guruh saat ditemui wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/4/2018).
Guruh mengaku mengerti dan memahami isinya. "Kalau saya bisa mengerti isinya, maksudnya apa, saya bisa mengerti," kata putra Proklamator RI Ir Sukarno ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menegaskan puisi yang disampaikan Sukmawati itu bukan untuk menyinggung kelompok tertentu, apalagi bermotif SARA.
"Artinya bukan untuk SARA dan sebagainya. Bukan sesuatu yang bagaimana," katanya.
Namun, Guruh sadar, puisi tersebut menimbulkan banyak reaksi dari masyarakat. Dia pun meminta masyarakat berpikir jernih dalam menyikapi puisi itu.
"Ya itulah yang mungkin, ya itulah yang terjadi. Tapi tentunya yang kita inginkan adalah kita semuanya berpikir jernih. Berpikir dan berbuat bijaksana dalam segala hal," jelasnya.
Guruh menyatakan telah bertemu dengan Sukmawati. Namun tidak membahas soal puisi tersebut.
"Kami nggak membicarakan soal itu. Saya ketemu Mbak Sukma. Karena kemarin juga suami Mbak Rachmawati meninggal," katanya.
(jor/fjp)