"Berbicara hutan dan lahan, kita mengalami dampak ekstrem yang terjadi pada 2015. Dengan kejadian ini, kita benar-benar mulai mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan yang menimbulkan kerugian dari aspek ekonomi hingga kesehatan," kata Kapolda Kalbar Irjen Didi Haryono lewat keterangan tertulisnya, Kamis (29/3/2018).
Baca juga: Pesan Irjen Didi tentang Kalbar Bebas Asap |
Focus group discussion ini digelar di Hotel Harris Pontianak pada hari ini. Acara dihadiri Ketua Badan Restorasi Gambut RI Nasir Foead, Ketua Manggala Agni Kalbar, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Siantan Pontianak, para kepala desa dan lurah di wilayah Kubu Raya dan Kota, serta jajaran Polda Kalbar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Oleh karena itu, pada 2016 dan 2017, dengan sigap dan kerja keras, Kalimantan Barat berhasil menekan hotspot. Dan diutamakan lagi pada 2018 menjadi zero hotspot," ucap Didi.
![]() |
Antisipasi sejak dini yang dilakukan ialah dengan memetakan wilayah rawan karhutla. Didi mengatakan pelaku pembakaran hutan dan lahan akan ditindak tegas. Diskusi juga digelar untuk memberi penyadaran cara membuka lahan yang aman.
"Diskusi ini memberikan solusi terbaik kepada masyarakat cara membuka lahan dengan cara tidak membakar," ujar Didi.
Selain pemetaan wilayah rawan, di tahap pencegahan ini pemerintah dan aparat akan menggiatkan sosialisasi kepada masyarakat dan perusahaan. Petugas juga akan melakukan patroli rutin dan mengajak masyarakat serta perusahaan untuk terlibat dalam proses pemadaman bersama.
Baca juga: Pemerintah Diminta Antisipasi Karhutla |
"Saya mengajak seluruh peserta FGD dan segenap elemen masyarakat bersinergi, bersatu bahu-membahu untuk memberikan solusi bagi permasalahan karhutla dan menjadikan Kalimantan Barat zero hotspot di tahun 2018," ungkap Didi. (jbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini