Sosialisasi empat pilar itu digelar di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (23/3/2018). Basarah awalnya menceritakan bagaimana sejarah lahirnya sosialisasi empat pilar. Menurutnya itu dimulai sejak terendusnya ideologi transnasional yang coba menggantikan Pancasila.
"Masuk ideologi transnasional, mencoba mempraktikkan ideologi transnasional itu. Lalainya negara mensosialisasikan dan membangun mental negara. Almarhum Pak Taufik Kiemas mengambil inisiatif menyelenggarakan kegiatan sosialisasi 4 pilar, dilaksanakan sejak 2012 lalu," kata Basarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basarah lalu masuk ke cerita bagaimana Bung Karno dicap pengkhianat bangsa karena dituduh mendukung pemberontakan PKI di masa lalu. Sampai akhir hayat, Bung Karno masih dicap seperti itu.
"Dikatakan bahwa Bung Karno pendukung PKI. Label itu dituangkan di konsideran TAP MPRS XXXIII Tahun 1967 tentang pencabutan kekuasaan Bung Karno," jelas Basarah.
Dalam ketetapan tersebut, calon Wakil Ketua MPR itu mengatakan seharusnya pemerintah Presiden Soeharto saat Orde Baru memberikan proses hukum yang adil ke Bung Karno. Namun, ditegaskan Basarah, sampai akhir hayat Bung Karno, sang proklamator RI itu tak mendapatkannya.
Barulah di zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), TAP tersebut dicabut. "SBY membuat Bung Karno tidak terbukti PKI," pungkas Basarah. (gbr/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini