"Kita lihat juga peran media sekarang kan cepat sekali baik media sosial maupun mainstream. Ketika ada kejadian seperti di Kendal sekarang di mana pun bisa melihat nah itu juga bisa menginspirasi, memicu orang untuk melakukan juga, kemungkinan terinspirasi," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (20/3/2018).
Polisi juga menyelidiki apakah penyerangan ini ada keterkaitan dengan kasus penyerangan sebelumnya. Sejauh ini, polisi belum menemukan indikasi itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan untuk memeriksa orang-orang yang diduga melakukan perbuatan tersebut. Kejiwaan penyerang itu akan dicek oleh Psikiater Polri.
"Pak Kapolri juga sudah menyatakan bahwa perlu pemeriksaan kepada orang-orang yang memang diduga melakukan itu apa betul dia mengidap, nanti kan ada seperti di Jawa Barat kan dilakukan Psikiater dari Polri kemudian dari RS Polri juga turun mengecek yang bersangkutan," imbuh dia.
Setyo menuturkan penyerangan ulama yang benar ada 4 kejadian, terakhir di Kendal. Para pelaku di lokasi lain itu juga diduga terpengaruh berita viral.
"Saya belum bisa memastikan motifnya, tapi mengatakan ini berdiri sendiri ya, itu tadi karena terinspirasi terjadi di tempat lain bisa juga terinspirasi," jelas dia.
Penyerangan itu terjadi di depan rumah korban, Dusun Krajan RT 04 RW 01 Desa Truko, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal, Sabtu (17/3) lalu, sekitar pukul 16.15 WIB. Saat itu, Agus dan istrinya, Zakiyatul hendak keluar rumah menggunakan mobil.
Tiba-tiba pria membawa golok datang dan memasukkan tangannya lewat jendela yang terbuka setengah kemudian menyabetkan golok. Zaenuri yang mendengar keributan di itu langsung berusaha menolong.
Tapi, ia juga diserang berkali-kali oleh pelaku. Warga yang tahu kejadian tersebut langsung menangkap dan menghajar pria tersebut. (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini