Awalnya Abu Djatil mengaku Aman dianggap sebagai ustaz baginya. Abu Djatil menyebut pernah tiga kali mengunjungi Aman ke Nusakambangan bersama rombongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadi kan Saudara mengatakan bahwa terdakwa ini sebagai ustaz. Ustaz yang memiliki ilmu yang mumpuni menurut Saudara di atas Abu Bakar Ba'asyir?" kata Mayasari dalam sidang lanjutan Aman Abdurrahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Jakarta Selatan, Jumat (16/3/2018).
"Ya!" ujarnya.
Jaksa menanyakan lagi apa dasar Abu Djatil menganggap Aman sebagai ustaz. Lalu Abu Djatil mengatakan Aman fasih dalam menyampaikan ceramah dan ayat-ayat agama.
"Apa keyakinan Saudara cara yang disampaikan terdakwa ini benar tidak salah apa?" kata Mayasari.
"Ya karena beliau fasih," kata Abu.
"Tahu dari mana?" tanya Mayasari.
"Karena bisa dilihat di buku-buku aslinya. Ya kalau dirujuk benar," ucap Abu Djatil.
Abu Djatil menyebut awalnya ke Nusakambangan ingin menanyakan soal hadis dan tauhid. Selain itu, dia ingin menanyakan soal hadis tentang khilafah.
"Tergugah hati saya karena beliau mempunyai ilmu yang sangat tinggi terhadap ilmu tauhid. Saya tanya hadis tentang khilafah," ucap Abu.
Abu Djatil mengatakan, saat ke Nusakambangan, ia tidak bertemu dengan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir. Selain itu, Abu menganggap Aman sebagai orang yang alim.
Aman alias Oman Rochman alias Abu Sulaiman bin Ade Sudarman didakwa menggerakkan orang lain dan merencanakan sejumlah teror di Indonesia, termasuk bom Thamrin 2016. Oman dinilai telah menyebarkan paham yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan objek-objek vital.
Oman melakukan hal tersebut setidak-tidaknya dalam kurun 2008-2016 di Jakarta, Surabaya, Lamongan, Balikpapan, Samarinda, Medan, Bima, dan Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Penyebaran paham tersebut diawali dengan ceramah yang disampaikan Oman. (yld/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini