"Itu harus dijelaskan kenapa meninggal, katanya gara-gara serangan jantung ya silakan transparan, terbuka, bisa diautopsi terbuka, transparan, jujur apa adanya supaya tak ada salah paham," kata Zulhas saat menghadiri seminar 'Menghadapi Fenomena Penzaliman Terhadap Ulama' di Aula DDII, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2018).
Kata Zulkifli, publik saat ini sangat sensitif dalam menyikapi sejumlah isu. Karena itu, Polri harus terbuka menjelaskan soal tewasnya M Jefri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, polisi menyebut Jefri meninggal karena serangan jantung. Polisi mengatakan tidak ada luka lebam yang ditemukan di tubuh Jefri.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto menyebut awalnya Jefri ditangkap di perjalanan pada 7 Februari pukul 15.17 WIB. Setelah ditangkap, kata Setyo, Jefri pada pukul 18.00 WIB mengeluh sesak napas.
Setyo mengatakan tim Densus 88 membawa Jefri ke klinik terdekat. Namun, di klinik tersebut, kata Setyo, nyawa Jefri tidak tertolong.
"Setelah dilakukan penangkapan pada pukul 18.00 WIB, tersangka mengeluh sesak napas dan segera dibawa ke klinik terdekat di wilayah Indramayu, Jawa Barat. Lalu pukul 18.30 WIB, berdasarkan keterangan dokter, tersangka telah meninggal dunia," kata Setyo di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan. Kamis (15/2). (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini