"Unhas sudah mengirim ada 19 guru besar, dokter ke sana, dan sementara masih di sana. Tentu juga nanti ada beberapa perguruan tinggi, nanti juga akan kita sama-sama, kita harapkan juga UI," kata Idrus.
Pernyataan tersebut disampaikan Idrus dalam jumpa pers usai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Data Terpadu Kementerian Sosial Tahun 2018 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Senin (12/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mudah-mudahan dalam waktu singkat ini ada program kebersamaan dengan UI untuk sama-sama bagaimana Asmat itu bisa dikembangkan sedemikian rupa," sambungnya.
Soal kasus gizi buruk dan campak di Asmat, Idrus menyatakan, status tanggap darurat sudah berakhir. Pemerintah menurutnya sudah melakukan berbagai langkah cepat.
"Maka langkah yang bisa kita lakukan ke depan adalah langkah perawatan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. Dari Kementerian Sosial tentu program rastra (beras sejahtera).
Idrus menyebut, Kemsos juga sudah membentuk Tagana di Asmat bekerja sama dengan pemda setempat. Dia memastikan seluruh keluarga miskin di Asmat akan mendapatkan rastra, selain itu juga Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari Kemendikbud serta Kartu Indonesia Sehat (KIS)dari Kementerian Kesehatan.
Selain itu, lanjut Idrus, berdasarkan masukan yang ada dan tindak lanjut dari rapat koordinasi yang dipimpin Menko PMK Puan Maharani, Kementerian Sosial juga sudah menyusun konsep terkait relokasi masyarakat Asmat.
"Kementerian Sosial sudah menyusun satu konsep sebagai pegembangan dari pemberdayaan komunitas adat terpencil atau KAT," ucapnya.
Baca juga: Kartu Kuning Sebagai Kritik |
"Bagaimana pengembangannya, itu diinspirasi oleh pertanyaan bapak Presiden yang menyampaikan 'apa memungkinkan di Asmat itu dilakukan relokasi apa tidak?' Maka konsep yang diajukan berdasarkan masukan-masukan yang ada, kita mengajukan konsep relokasi terbatas, relokasi terkonsentrasi sebagai pengembangan dari pemberdayaan KAT itu," sambungnya. (hri/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini