"Tidak, kalau saya lihat adalah Grab pemimpin pasar sehingga demand itu tinggi sekali, sehingga dalam hal ini (para pelaku) mencoba memanfaatkan demand yang tinggi ini untuk coba masuk untuk mengambil keuntungan secara pribadi dalam hal ini, keuntungannya dari pembayaran dan dari bonus," ujar Managing Director Grab Indonesia Ridzki Karmadibrata di Jakarta, Kamis (1/2/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada penjebolan sistem di sini, yang ada mereka mengakali skema berpura-pura menjadi penumpang dan pengemudi," katanya.
Grab sendiri memiliki cara tersendiri untuk memonitor order fiktif ini. Pihak Grab juga memberikan sanksi kepada mitra pengemudi yang diketahui melakukan pelanggaran.
"Kita sendiri melakukan suspensi secara regular ke beberapa account, tapi dalam hal ini dalam bagian penyelidikan tadi, 'membiarkan' juga untuk penyelidikan. Sistemnya tidak jebol tapi mereka manfaatkan kesempatan dalam hal ini," imbuhnya.
Grab juga mencermati fenomena lain yang terjadi di mitra pengemudi, yakni jual-beli account. Pihak Grab menyarankan kepada mitra untuk tidak melakukan hal itu, karena dikhawatirkan nantinya account tersebut digunakan untuk kejahatan.
"Jangan sampai orang-orang berhati baik terpancing masalah ini sehingga terkait kriminal," imbuhnya. (mei/ibh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini