"Kami sudah sangat over kapasitas," kata Kepala Rudenim Jakarta, Morina Harahap, kepada wartawan di kantornya, Jalan Peta Selatan, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (19/1/2018).
Morina menjelaskan, Rudenim Jakarta hanya memiliki 51 kamar untuk menampung orang asing. Kapasitas ideal mereka menampung 85 hingga 102 orang. Saat ini mereka sudah menampung 429 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Morina menyanggah jika tidak pernah memberi kesempatan pencari suaka masuk ke dalam Rudenim Jakarta.
"Kalau ada tempat, kita koordinasi dengan IOM, bisa. Tapi ini kan overload. Kemarin lebih dari dua bulan hampir 200 orang (datang). Kita koordinasi dengan IOM (International Organization for Migration). Ada space-nya kita masukkan," kata Morina.
![]() |
Menurut Morina, sebenarnya Rudenim juga bukanlah tempat untuk pengungsian. Rudenim adalah unit pelaksana teknis yang menjalankan fungsi keimigrasian sebagai tempat penampungan sementara bagi orang asing yang melanggar Undang-Undang Imigrasi.
"Ini (Rudenim) didesain untuk pelanggaran keimigrasian, bukan untuk pengungsian," jelasnya.
Morina mengatakan, sudah ada petugas dari Dinas Sosial DKI Jakarta yang mengecek kondisi para pencari suaka yang telantar. Namun Morina belum tahu bagaimana kelanjutan nasib para pencari suaka ini, apakah nantinya akan ditampung sementara di Dinas Sosial atau tidak.
"Dia akan berkoordinasi dengan atasannya. Begitu saja yang dibilang," katanya.
![]() |
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan sudah berkomunikasi dengan Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta Masrokhan untuk menangani para pencari suaka yang terlantar di trotoar ini. Para pencari suaka ini menurutnya harus segera difasilitasi atas nama kemanusiaan.
"Pagi ini tim kita akan berhubungan dengan Ditjen Imigrasi agar mereka tidak telantar karena bagaimana pun juga kalau ada pengungsi datang itu ada aturannya," kata Anies pagi tadi.
Sementara, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan para imigran akan ditampung di panti sosial. Menurutnya para pencari suaka dari Afganistan dan negara lainnya harus diberi tempat yang layak.
"Kita akan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri karena itu (trotoar) fungsinya pejalan kaki jadi mereka harus dikasih tempat yang layak," ujarnya. (aik/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini