"Ini berkaitan dengan kata sandi, sandi itu situasi damai seolah tidak artinya, tapi bisa bayangkan di medan tempur, salah mengucap sandi, tembak," kata Djoko di kantornya, Jalan RM Harsono, Jakarta Selatan, Jumat (5/1/2018).
Hal itu terjadi saat dirinya ikut bagian dalam sebuah operasi di Timor Timur. Kata sandi yang digunakan saat itu adalah 'janda kembang'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Malam itu di Timor Timur kata sandinya 'janda kembang', jadi kalau teriak 'janda', lalu (dijawab) 'kembang'. (Kalau nggak jawab) tembak pasti. Benar terjadi," ujar Djoko.
Tiba-tiba seorang perempuan melewati barisan anggota yang ikut dalam operasi tersebut. Saat diteriakkan kata 'janda', perempuan itu justru membenarkan bahwa dirinya janda, bukan menjawab kembang.
"Malam itu, ada wanita nyebrang. Diteriakkan 'janda', kalau nggak (jawab) 'kembang', tembak, ternyata jawabannya iya," kata Djoko yang disambut tawa oleh para wartawan yang hadir.
Setelah itu, Djoko pun melanjutkan pembicarannya soal rencana yang akan dilakukan oleh BSSN. Dia menargetkan pertengahan bulan ini lembaga siber itu bisa mulai bergerak untuk menyusun sejumlah agenda.
"Kami terbantu kami sudah mulai ancang-ancang mudah-mudahan di pertengahan bulan ini BSSN sudah siap bekerja, kita melangkah secepatnya sehingga benar-benar efektif bangsa ini merasakan bahwa ada BSSN," tuturnya.
Dia juga mengimbau kepada seluruh putra-putri terbaik bangsa yang mempunyai kemampuan di bidang siber untuk bergabung dengan BSSN. Sebab, lembaga yang dipimpin oleh purnawirawan TNI itu masih banyak kekurangan orang. (knv/jbr)