"Tadi saya challenge Pak Budi bisa nggak sebelum akhir tahun kita announce. Terus mungkin ada pilot (project) dulu yang kita rilis," kata Sandi di Senayan City, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2017).
Sandi mengaku tak jadi masalah jika nantinya banyak pihak yang pro-kontra pada pelaksanaan program tersebut. Namun, menurutnya, program layanan transportasi umum yang murah kepada masyarakat itu harus hadir di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk membuat sebuah kebijakan, kata Sandi, pemerintah harus berani mengambil risiko. Menurutnya, biaya transportasi yang terjangkau harus dapat dirasakan masyarakat.
"To make policy itu take risk. Harus ambil risiko. Dan risiko itu untuk memastikan biaya transportasi terjangkau. Nanti kita akan kaji ulang sama-sama. Tapi saya bilang harus di-take action segera," tutur Sandi.
Saat ini, Dishub DKI bersama PT TransJakarta tengah merancang sistem penerapan tarif program OK Otrip. Program tersebut akan menggunakan kartu tap dan tarif Rp 5.000 sampai tujuan.
Nantinya, untuk membayar tarif pertama kali naik angkot Rp 4.000, kemudian disambung dengan Kopaja hanya terkena tarif Rp 1.000. Bila menyambung kembali dengan bus TransJakarta (TransJ), penumpang tak dikenai biaya. Bila menyambungkan kembali dengan bus TransJakarta (TransJ), penumpang membayar Rp 0.
Begitu pula saat pulang. Penumpang bisa langsung naik bus TransJ dengan harga normal Rp 3.500 sekali tap. Dilanjutkan dengan angkot, maka saldo terpotong Rp 1.500 saja. (jbr/nwk)