"Ya tidak bisa (berubah). Kecuali nyelundup. Keputusan apa pun yang dihasilkan, pilkada pusat tidak ada yang bisa berubah. Itu bisa berubah dengan rapat pilkada," ujar Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid di Hotel Mulia Senayan, Jl Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2017).
Nurdin menegaskan siapa pun Ketum Golkar yang menjabat nanti tidak bisa mengubah kebijakan sesuai dengan keinginannya sendiri. Kecuali kebijakan tersebut tidak sesuai dengan sistem atau mekanisme Partai Golkar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kecuali kebijakan oknum ya yang tidak melalui sistem. Nah, itu bisa saja, bisa ditinjau. Tapi kebijakan sesuai dengan sistem tidak bisa," sambung Nurdin.
Nurdin Halid siang tadi bersama seluruh pengurus tingkat provinsi atau DPD I Golkar mengadakan pertemuan tertutup. Disebutkan pertemuan itu membahas soal munaslub untuk segera menggantikan Novanto dari kursi Ketum Golkar.
Nurdin hadir sebagai Plt Ketua DPD I Sulawesi Selatan, yang berhalangan hadir hari ini.
"Saya di sini sebagai Plt Ketua DPD I Sulawesi Selatan. Bukan sebagai Ketua Harian DPP," ucap Nurdin.
Usul munaslub menggeliat setelah ditahannya Novanto oleh KPK karena menjadi tersangka kasus korupsi e-KTP. Nama yang kuat disebut akan menggantikan Novanto adalah Airlangga Hartarto. (elz/elz)











































