Partai Demokrat (PD), yang belakangan memang akrab dengan pihak Istana, memberi jawaban terkait kemungkinan mengisi pos Mensos apabila jadi ditinggal Khofifah.
"Kami tetap mempertahankan Pak Jokowi sampai dengan 2019, tetapi bukan berarti harus masuk dalam periode Kabinet Kerja sekarang. Clear kan," ujar Waketum PD Roy Suryo di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Roy menyebut tawaran ke Demokrat agar bergabung ke Kabinet Kerja Jokowi memang ada. Namun, dikatakan Roy, PD akan menghormati partai lain yang lebih dulu mengusung Jokowi.
"Tawaran itu sudah banyak ya, tetapi kami menghormati teman-teman dari partai lain. Partai lain kan sudah banyak juga yang mendukung bahkan mengusung, Demokrat kan tidak termasuk yang mengusung Pak Jokowi. Kemudian last minute belok di tikungan terakhir kan kurang pas juga," papar Roy.
Meski demikian, Roy menegaskan PD akan terus mengawal Jokowi hingga 2019. Pengawalan tersebut, kata Roy, tak mesti dengan menawari kader PD menjadi menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK.
"Tetapi jangan khawatir dengan komitmen kami, PD menjaga penuh Pak Jokowi sampai 2019, tapi belum tentu harus dengan masuk ke dalamnya," ungkap Roy.
Khofifah akan mengirimkan surat itu hari ini, Senin (27/11). "Saya akan menyampaikan surat pemberitahuan kepada Presiden," kata Khofifah kepada wartawan di halaman Institut KH Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto, Minggu (26/11) malam.
Surat ini bisa jadi merupakan pengunduran diri Khofifah dari jabatan menteri. Namun Jokowi belum mau menjawab soal pengganti Khofifah sebagai Menteri Sosial.
"Saya belum bisa jawab sebelum beliau ke saya menyampaikan surat resmi kepada saya," kata Jokowi.
Khofifah akan berpasangan dengan Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak di Pilgub Jatim. Mereka telah mengantongi tiket dari Partai Demokrat dan Golkar, yang memiliki total 24 kursi di DPRD Jawa Timur. (gbr/tor)