"Jadi Alhamdulillah kita akan menghentikan praktik-praktik pembiayaan yang tidak menggunakan APBD untuk orang-orang yang bekerja membantu gubernur," kata Anies di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (21/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mereka yang bekerja membantu gubernur menyusun kebijakan, membantu untuk percepatan pembangunan justru dibiayai pihak swasta maka potensi ada konflik kepentingan itu menjadi tinggi," ujarnya.
Selain itu, dengan semua anggaran berasal dari APBD, maka pertanggungjawaban akan anggaran yang digunakan juga jelas. TGUPP, lanjut Anies, juga akan bekerja secara total untuk Pemprov DKI.
"Dan dengan cara kita menggunakan dana dari APBD pertanggungjawaban nya jelas dan mereka ya bekerja seratus persen untuk Pemprov. Kan lucu secara kepegawaian dibiayai perusahaan swasta, secara keberadaan ada di kantor gubernur. Terus nanti yang bersangkutan bekerja untuk gubernur atau untuk perusahaan swasta bila tidak dibiayai. Jadi ini bukan menghemat kalau cara seperti itu. Itu justru praktik yang tidak sesuai dengan good governance," tuturnya
Anies menjelaskan, meski kenaikan anggaran TGUPP tampak menarik perhatian, tapi menurutnya itu adalah bagian dari praktik good governance. Praktik tata kelola pemerintahan yang dijalankan dengan transparansi.
"Kami malah yakin dengan cara seperti ini maka tidak ada ketergantungan pada pihak-pihak swasta untuk membiayai staffnya gubernur dan staf yang membantu untuk proses pengambilan keputusan," ujarnya. (imk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini