"Sehari setelah operasi penyelamatan warga, prajurit Kopassus masih melakukan pengejaran. Saat itu ditemukan dua jenazah di daerah atas dekat pemukiman warga," kata Kapendam XVII Cendrawasih Kolonel Muhammad Aidi kepada detikcom, Senin (20/11/2017).
Aidi menjelaskan ciri jenazah pertama mengenakan baju loreng khas TNI AD, celana pendek selutut, mengenakan ikat kepala bintang kejora. Sementara jasad kedua tidak mengenakan baju, hanya celana pendek, dan terdapat gelang noken bintang kejora di lengannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Barang bukti yang didapat prajurit dari kedua jenazah adalah senjata api jenis pistol. "Pistol standar militer buatan USA, tetapi bukan pistol organik TNI-Polri. TNI-Polri tidak memakai pistol itu," ucap Aidi.
Aidi melanjutkan, karena kesulitan mengevakuasi jasad, prajurit tersebut melapor ke warga akan proses evakuasi dapat dibantu. Tetapi warga setempat memiliki kepercayaan jasad korban perang membawa sial.
"Jadi mereka melapor ke warga bahwa ditemukan jasad dan minta warga membantu evakuasinya. Tapi karena di sana ada keyakinan korban perang itu bawa sial, jadi buru-buru langsung di bakar. (Keyakinan warga) semakin lama jasad itu ada, semakin dekat sial ke kampung mereka," terang Aidi.
"Memang di sini, khususnya masyarakat Papua di pegununungan, kepercayaannya seperti itu. Seperti korban perang suku, itu tidak akan ditemukan kuburannya karena dibakar," sambung Aidi.
KKB lari dari Desa Kimbely, Banti dan Utikini setelah prajurit Kopassus dan Kostrad melakukan serangan pada Jumat (17/11) pagi. Prajurit TNI pun berhasil menguasai pos pengamanan KKB selama menyandera warga. Proses evakuasi warga dilakukan setelah itu. Tercatat 344 warga berhasil dievakuasi ke Tembagapura, Distrik Mimika, Papua.
(aud/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini