Prabowo Bungkam Saat Ditanya soal Menghilangnya Setya Novanto

Prabowo Bungkam Saat Ditanya soal Menghilangnya Setya Novanto

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Kamis, 16 Nov 2017 15:51 WIB
Prabowo Subianto (dok. Facebook Prabowo)
Jakarta - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto enggan mengomentari kasus yang sedang menjerat Ketum Golkar Setya Novanto. Prabowo juga tidak mau menanggapi soal 'menghilangnya' Novanto.

Prabowo memberikan orasi ilmiah kepada wisudawan XV Universitas Bung Karno (UBK) di Balai Sudirman, Jalan DR. Sahardjo, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (16/11/2017) pagi. Para pewarta kemudian menunggu Prabowo, yang tengah mengadakan pertemuan tertutup dengan Amien Rais, Rachmawati Soekarnoputri, dan sejumlah tokoh lain.


Namun, ketika pewarta telah siap memberi pertanyaan di depan ruang VVIP, Prabowo hanya mengucapkan pamit kepada Rachmawati. Dia kemudian berjalan dengan pengawalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mbak, saya pamit kalau begitu," kata Prabowo kepada Rachmawati sambil berlalu.

Pewarta tetap mengejar Prabowo saat berjalan menuju mobilnya. Sejumlah pertanyaan dilontarkan untuk meminta tanggapan Prabowo mulai dari status tersangka Novanto, Novanto yang mangkir dari panggilan KPK, hingga Novanto yang kini menghilang. Namun tak satu pun pertanyaan pewarta yang dijawab Prabowo.

[Gambas:Video 20detik]



Prabowo kemudian masuk ke mobilnya dan sempat menyapa beberapa warga. Dalam orasi ilmiahnya, Prabowo sempat menyinggung korupsi di Indonesia yang kian merajalela. Hal ini ditambah elite-elite bangsa yang tidak dapat menjaga nilai kebangsaan.

"Kita semua orang Indonesia, kita mengerti bahwa korupsi sudah begitu merajalela," ujar Prabowo dalam orasi ilmiahnya, pagi tadi.

Mantan Danjen Kopassus itu menyebut hampir di setiap proyek yang ada di negara ini terjadi pencurian. "Hampir setiap proyek yang kita lihat dibangun pasti di situ ada penggelembungan nilai, ada mark up, mark up artinya adalah pencurian," kata Prabowo.


Menurut Prabowo, setiap bangsa penting menilai kekurangan dan kelemahannya. Dia menilai elite Indonesia telah gagal mengakui kelemahan bangsa sendiri. Elite Indonesia, menurutnya, juga tidak dapat meneruskan nilai-nilai luhur para pendiri bangsa.

"Bagaimana bisa, sekian puluh tahun kemudian ada lapisan elite kita yang yang tidak bisa menjaga nilai-nilai," imbuhnya. (nvl/elz)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads