Kepala Dinas Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAP) DKI Jakarta, Dien Emawati, mengungkapkan, pengelolaan RPTRA tersebut di antaranya mengajari anak-anak di lingkungan RPTRA. Tak hanya anak-anak, pasukan pink juga bertugas mengajari remaja, dewasa, dan lansia.
"Nanti malam pengukuhan ya. Pasukan pink itu sebetulnya sudah ada 2 tahun yang lalu. Dia yang menjadi pengelola RPTRA. Fungsinya satu, mengajari anak-anak, bukan anak saja. Tapi dari mulai anak, remaja, lansia, dewasa," katanya saat dihubungi detikcom, Selasa (10/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pasukan pink juga bertugas memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang ada di RPTRA. Misalnya, menjadwalkan kegiatan-kegiatan RPTRA.
"Misalnya futsal. Kan lapangan futsal peminatnya banyak sekali itu. Nah itu dijadwal dari jam sekian sekian siapa, sekian sekian siapa," tuturnya.
Tugas berikutnya adalah menjaga bagian indoor dan outdoor RPTRA. Di bagian indoor, pasukan pink akan mengelola perpustakaan, ruang laktasi, dan PKK Grossmart. Selain itu, mereka juga akan mengelola kegiatan pelatihan baik dari pemerintah maupun dari swasta.
Dien mengungkapkan, setiap RPTRA memiliki 6 pasukan pink. Nantinya, pasukan pink itu akan bekerja dengan sistem shift.
"Dia jaganya shift. Dari jam 05.00 pagi dibuka sampai jam 10.00 malem. Kan jam 05.00 pagi untuk olahraga karena ada jogging track tuh," ungkapnya.
Dien menambahkan, pasukan pink ini harus memiliki hati yang baik. Hal itu dilakukan karena pasukan pink berhubungan langsung dengan masyarakat.
"Ngajari anak. Kemudian etika membuang sampah sembarangan, etika bertutur kata sesama teman. Itu kan kalau interaksi sesama teman kan kadang ada yang nakal gitu ada yang berantem. Nah ditangani pengelola tadi. Dididik supaya anak anak tadi bisa baik mau membaca di perpustakaan. Mau bersahabat bergaul dengan temannya dan sebagainya. Jadi memang harus yang benar-benar punya hati," jelasnya.
Dien mengatakan, fokus melayani masyarakat secara langsung ialah hal yang membedakan pasukan pink dengan pasukan pelangi lain yang sudah dimiliki Pemprov DKI.
"Kalau orange kan PPSU. PPSU kan menangani sampah. Kalau ada pohon yang roboh ditebang. Kalau biru itu kan PU air ya. Jadi kalau mampet saluran dan sebagainya, nguras saluran dan sebagainya. Nah yang pink ini ke arah manusia," ujarnya.
Sementara terkait status kepegawaian, Dien mengungkapkan status pasukan pink sama dengan pasukan pelangi lainnya. Pasukan pink juga berstatus pegawawi harian lepas. Meski demikian, Dien mengatakan, pasukan pink memiliki standar lebih tinggi dibanding pasukan lainnya.
Dien juga mengungkapkan, pasukan pink ini mendapatkan gaji standar UMP dengan 13 kali gaji yang berasal dari APBD. Selain itu juga mendapatkan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
"Dialokasikan di APBD melalui lurah. DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran)-nya DPA lurah. Jadi yang kontrak mereka itu lurah. Tapi diseleksi dilakukan perekrutan oleh provinsi," ungkapnya.
Menurutnya, dilakukannya proses seleksi tersebut karena pasukan pink membutuhkan standar yang tinggi. Tim seleksi pasukan pink tersebut terdiri dari empat komponen, yaitu PPAP, lurah, PKK, kemudian konsultan SDM dari pihak luar.
"Sehingga kita mendapatkan pengelola pengelola yang baik yang punya hati. Untuk merubah perilaku-perilaku yang tidak baik di RPTRA," ujarnya.
Selain harus memiliki hati yang baik, pasukan pink juga harus minimal D3. Selain itu, pasukan pink juga harus merupakan warga sekitar RPTRA.
"Nah yang penting pengelola itu adalah masyarakat sekitar kelurahan tadi. Itu syaratnya. Supaya dia care. Kalau dia nggak care terhadap RPTRA ya kan sudah nanti. Sustainabilitasnya yang kita butuhkan itu," terangnya.
Proses seleksi pasukan pink tersebut terbagi 4 seleksi. Seleksi pendidikan oleh lurah, kemudian wawancara dan Leaderless Group Discussion (LGD) terakhir psikotes oleh pihak Pemprov.
"Kemudian nanti dinilai secara keseluruhan. Baru nanti dirangking. Misalnya 1 RPTRA dapat 12 (calon pasukan pink). Disortir rangking tertinggi. Ini nilainya seperti ini silakan dikroscek kembali. Misalnya ternyata dia perokok berat nggak kita terima karena di RPTRA itu tanpa asap rokok. Kemudian ini nilainya bagus tapi perilakunya nggak bagus. Jadi ada checking terakhir," tuturnya.
Untuk diketahui, nanti malam, Pemprov DKI akan meresmikan 100 RPTRA di DKI Jakarta. Peresmian tersebut sekaligus untuk mengukuhkan 1.900 pasukan pink yang nantinya akan mengelola RPTRA. (jbr/idh)











































