Berbicara soal RPTRA, Djarot mengenang pembicaraannya dengan Basuki T Purnama (Ahok) saat Ahok masih menjabat Gubernur DKI dan Djarot sebagai wagub. RPTRA memang merupakan program andalan Ahok.
"Saya bicarakan dengan Pak Ahok, banyak bikin RPTRA, saya juga bilang ini akan membantu mengurangi tekanan kejiwaan warga. Sampai kita juga ingin bikin vila untuk warga agar bisa refreshing," kata Djarot di Panti Sosial Bina Laras Harapan, Jalan Karya, Jakarta Barat, Rabu (30/8/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot menyoroti masih banyaknya pengidap gangguan jiwa yang berasal dari luar daerah. Dia berencana mengadakan kerja sama dengan kota penyangga untuk menangani masalah sosial tersebut.
"Saya minta tolong kita semua, kita kerja samalah dengan kota penyangga. Kami nggak punya banyak psikiater. Tapi kita bisa bangun panti-panti. Kalau misalnya ada panti, kita minta ada yang dampingin," jelasnya.
Djarot juga mengajak warga peduli terhadap keadaan sekitar. Dia sering mendapati pengidap gangguan jiwa yang tidak tertangani dengan baik.
"Sayang banyak yang tidak peduli pada penyandang disabilitas jiwa. Ini dianggap kecil, maka banyak orang tidak mau peduli. Padahal mereka semua adalah sama dengan kita, mereka semua adalah saudara kita," tutur Djarot.
RPTRA kembali menjadi sorotan menyusul 'hilangnya' anggaran pengadaan lahan untuk RPTRA dari KUPA-PPAS APBD 2017. Poin soal pengadaan lahan RPTRA itu dicoret oleh Bappeda DKI dengan alasan wali kota tak dapat menyerap anggarannya. (fdu/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini