Basofi di Mata Para Sahabat: Sederhana, Patriot dan Politikus Baik

Basofi di Mata Para Sahabat: Sederhana, Patriot dan Politikus Baik

Fitang Budhi Adhitia - detikNews
Senin, 07 Agu 2017 23:03 WIB
Mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman ketika dirawat di rumah sakit. (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta - Sosok mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman meninggalkan banyak kesan di mata para sahabatnya. Beberapa sahabat yang melayat di rumah duka Basofi menceritakan tentang purnawirawan jenderal bintang dua ini.

Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno menyebut Basofi sebagai seorang patriot yang sangat cinta Tanah Air. Selama berkarier di dunia militer ataupun ketika menjadi pejabat daerah, Basofi melaksanakan tugas dengan baik di setiap tempat dinasnya.

"Beliau adalah seorang yang setia, patriot yang sangat cinta bangsa dan negaranya, diwujudkan dalam implementasi selama bertugas dulu saat aktif di tentara luar biasa. Saya saksinya, saya lihat sendiri," kata Try di rumah duka di Kompleks IAPCO, Jalan Kemang Timur Nomor 24, Jakarta Selatan, Senin (7/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Di lokasi yang sama, ditemui juga Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Gatot memandang Basofi sebagai prajurit yang sederhana dan banyak teman. Basofi juga dianggapnya sebagai sosok politikus yang sedikit bicara banyak bekerja.

"Pak Basofi Sudirman adalah seorang prajurit yang sederhana, kemudian dalam setiap langkah memberikan suatu teladan. Bukan hanya tentara, tapi politikus juga, yang diam-diam beliau mendidik dengan caranya sendiri," ujar Gatot.

Dia menambahkan, Basofi dikenalnya sebagai orang bertangan dingin dalam membentuk kader politik. Menurutnya, banyak politikus tingkat atas yang merupakan hasil polesan Basofi.


Senada dengan Gatot, menteri pada era Presiden Abdurrahman Wahid, Agum Gumelar, mengaku sangat kehilangan sosok jenderal yang sederhana dan merakyat. Agum bercerita soal kedisiplinan Basofi yang ditemuinya ketika pernah berada dalam satu tim sepakbola yang berisikan para perwira tinggi (pati) ABRI.

"Saya waktu itu masih berpangkat kolonel di Kodam Jaya, tapi mengkoordinir kesebelasan pati, termasuk Pak Basofi, dan paling disiplin (Pak Basofi). Kalau latihan ikut, pertandingan ikut. Itulah Pak Basofi, orangnya gembira, orangnya olahragawan, orangnya seniman, dan dekat dengan masyarakat," cerita Agum.

Agum sendiri sempat menjenguk Basofi ketika masih dirawat di RS Medistra. Meski dalam kondisi sudah tidak sadar, Agum mengatakan, Basofi masih memberikan respons ketika dirinya berteriak kecil di kuping Basofi.


"(Waktu jenguk) dibisikin Ibu Linda, 'Ada Agum Gumelar'. (Lalu merespons) 'Agum Gumelar, Agum Gumelar', gitu aja. Jadi sudah tidak sadar. Tapi, ketika kita teriakin di telinganya teriakan kecil 'komando', tangannya bergerak juga (mengepal). Jadi masih respons," ungkapnya.

Sekjen Partai Golkar Idrus Marham juga ikut melayat ke rumah duka Basofi. Idrus, yang kenal sejak 1989, mengaku menjadi salah satu orang yang dipoles Basofi, seperti yang dikatakan Gatot Nurmantyo.

Idrus menceritakan bagaimana dia terus ikut Basofi saat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta hingga jadi Gubernur Jatim. Salah satu pesan yang diingat oleh Idrus dari Basofi ialah tidak menyalahkan orang.


"Beliau selalu berpesan kepada kita bahwa kalau ada apa-apa, jangan salahkan orang lain, koreksi diri sendiri. Sekarang ini kan yang ada menyalahkan orang saja tanpa harus melihat dirinya. Itu yang menurut saya masih relevan. Pak Basofi selalu mengatakan begitu, kalau ada apa-apa, koreksi diri sendiri," ungkapnya.

Idrus mengatakan Partai Golkar merasa kehilangan atas meninggalnya Basofi. Menurutnya, sosok Basofi sebagai politikus tidak banyak ditemui saat ini.

"Sekarang ini kan kita sedang krisis kepercayaan antar-elite, antarlembaga. Kemudian merasa dirinya hebat, merasa penting, Pak Basofi justru tidak seperti itu," ucapnya.

Basofi meninggal di RS Medistra karena sakit yang dideritanya setelah dirawat sejak Sabtu (5/8) kemarin. Pelantun lagu 'Tidak Semua Laki-laki Ini' sakit karena usia yang sudah menua. (jbr/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads