Tim Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mendapat aduan via WA Center, Minggu (30/7). Isinya adalah "Saya xxxxx, jamaah calon haji kloter 06 SUB, take off dari bandara juanda hari Sabtu/29 Juli 2017 jam 22.30 WIB dan landing di Bandara Sultan Abdul Aziz Madinah hari Ahad/30 Juli pukul 04.50 waktu Madinah."
Ketua PPIH Arab Saudi, Ahmad Dumyathi Basori, mengatakan aduan itu langsung dicek. Jemaah tersebut mengaku awalnya akan membawa tas ke kabin pesawat. Namun, karena tidak muat ditaruh di kabin, oleh kru pesawat tas tersebut disimpan di tempat lain.
"Sampai seluruh penumpang turun, tas saya belum ditemukan juga," kata Dumyathi, Kamis (3/8/2017) malam Waktu Arab Saudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dumyathi, selain uang Rp 40 juta, tas tersebut juga berisi uang SAR 2.600, jaket biru, handuk, sarung, dan lainnya. "Uang Rp40 juta sendiri terbungkus kantong cokelat,' ucapnya.
Jemaah menyambut kesigapan petugas. Setelah menerima tas, ia mengirim pesan ke WA Center: "Alhamdulillah tas tentengan sudah saya terima dalam keadaan utuh tidak kurang suatu apapun. Salut untuk PPIH Arab Saudi/Madinah, pantas diberikan jempol sepuluh."
Atas kejadian ini, Dumyathi menilai penggunaan WA Center sangat membantu menangani persoalan yang dihadapi petugas. Tim Kantor Urusan Haji (KUH) sendiri saat ini tengah menyelesaikan proses input data semua petugas, mulai dari unsur mukimin, mahasiswa, perlindungan jemaah, dan PPIH Jakarta.
"Awalnya WA Center ini kami pilot project -kan untuk temus (tenaga lokal musiman). Namun karena efektif, kami agak memaksa agar semua unsur yang terlibat dalam pelayanan aktif bisa bergabung," katanya.
Hilangnya tas jemaah di bandara sempat membuat heboh petugas haji di kantor Daerah Kerja (Daker) Madinah. Sebab sejauh tak pernah terdengar info jemaah kehilangan tas di bandara. Ternyata tas hanya keselip dan dapat ditemukan dalam 3 jam sebelum jemaah meninggalkan bandara.
(try/aan)











































