BMKG Jelaskan Cuaca Clear Saat Kecelakaan Heli Basarnas

BMKG Jelaskan Cuaca Clear Saat Kecelakaan Heli Basarnas

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Selasa, 04 Jul 2017 15:18 WIB
Foto: Bagus Kurniawan/detikom
Semarang - Anggota Komisi V DPR RI mendatangi kantor Basarnas Semarang untuk memastikan beberapa hal terkait dengan kecelakaan helikopter di Temanggung. Salah satu hal yang dibahas adalah kondisi cuaca saat kejadian.

Rombongan Ketua dan anggota Komisi V yang berjumlah 15 orang langsung memasuki ruang rapat. Di ruang rapat itu, Komisi V didampingi Deputi Potensi SAR Basarnas Marsekal Muda Dody Trisunu, Kepala Basarnas Jateng Agus Haryono, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Bandara Ahmad Yani Hidayatul Mukhtar, dan General Manager AirNav Indonesia Cabang Semarang Kristanto.


Pertemuan ini diawali pemaparan Dody terkait dengan kronologi peristiwa kecelakaan helikopter pada Minggu, 2 Juli 2017, dan menjelaskan soal spesifikasi helikopter Dauphin HR-3602 itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah mendengar penjelasan dari Dody, Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis meminta ada penjelasan dari BMKG terkait dengan kondisi cuaca di lokasi kejadian, yaitu Gunung Butak, Temanggung, Jawa Tengah.

"Kami juga dapat informasi dari media, Kepala Basarnas menyebutkan cuaca clear. Maka tidak hanya Basarnas, kami juga undang BMKG," kata Fary di kantor Basarnas Kantor SAR Semarang, Selasa (4/7/2017).


Hidayatul Mukhtar kemudian menjelaskan tentang kondisi cuaca pada Minggu lalu saat peristiwa nahas itu terjadi. Ia membenarkan kondisi kondisi cuaca di lokasi kejadian pada pukul 16.00-17.00 WIB clear dan helikopter lost contact pada pukul 16.17 WIB.

"Pukul 16.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB, kondisi cuaca baik di Bandara Ahmad Yani, baik di Gunung Sindoro, Temaggung, memang clear. Begitu pun rute Gunung Sindoro (lokasi kejadian)," ucap Hidayat.

Menurut Hidayat, kecepatan angin saat itu juga masih tergolong layak untuk penerbangan dan jarak pandang pun normal. Namun pihaknya mengakui belum bisa mendeteksi jika ada kabut yang datang tiba-tiba di daerah pegunungan.



"Namun kalau terjadi kabut seketika, timbul biasanya di pegunungan setelah pukul 15.00 WIB habis asar, nah itu kami tidak bisa memantau. Instrumen kami tidak ada masalah," ujarnya.

Sementara itu, Kristanto dari AirNav menjelaskan, saat penerbangan helikopter dengan 8 awak itu, pihaknya sudah terus berkoordinasi terkait dengan situasi kawah Dieng yang akan ditinjau oleh tim yang berada di dalam helikopter.

"Sebelum menerima rencana penerbangan itu, kami lihat dan mendengar informasi jam 14.00 lebih ada gunung di Dieng sedang bereaksi. Kami coba cari tahu mengganggu penerbangan tidak. Kalau ganggu, kita block air space," kata Kristanto.

Ternyata tidak ada pertanda bahaya dari letusan kawah Dieng sehingga penerbangan Basarnas dilakukan. Rencananya, helikopter tiba di Dieng sekitar pukul 16.20 WIB, namun ternyata lost contact terjadi pada pukul 16.17 WIB.

"Setelah lost contact, kami berharap ada contact terakhir melaporkan posisi. Jam 20.00 lewat tidak ada kabar. Kami coba panggil," ujarnya.

Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, Fary mengatakan, berdasarkan informasi yang didapat sementara, baik tentang helikopter, cuaca, maupun personel, tidak ada masalah. Oleh sebab itu, perlu penjelasan dari KNKT terkait dengan investigasi penyebab kecelakaan.

"Saya kira menunggu hasil investigasi KNKT akan disampaikan ke kami apa yang harus diperbaiki. Ini kan helinya oke, pilot oke, cuaca oke, itu yang kami tangkap hari ini," ucap Fary.

Selain itu, Fary menegaskan agar tidak ada anggaran untuk instrumen BMKG yang dipotong hingga 40 persen karena instrumen BMKG sangat penting sehingga peristiwa kecelakaan penerbangan tidak lagi terjadi.

"Kami dapat informasi, banyak anggaran yang dipotong untuk pemeliharaan instrumen BMKG, bahkan sampai 40 persen. Jangan dikorbankan kami punya instrumen cuaca di BMKG. Empat puluh persen itu memberatkan BMKG. Tahun 2014 kami sudah ingatkan," tuturnya.

Untuk diketahui, kecelakaan tersebut menewaskan 4 kru helikopter dan 4 rescuer Basarnas. Tim tersebut mengalami musibah ketika hendak meninjau letusan kawah Dieng dan memberikan bantuan di sana. (alg/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads