"Saya belum dapat esensinya, tapi apa yang Pak Djarot lakukan sekarang saya dukung deh. Begitu deh daripada ribut gitu," kata Sandiaga di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, Rabu (7/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin sudah dikaji dan ternyata masalah perjombloan ada di ranah privat. Kita sudah dapat presentasi bahwa dunia usaha punya solusinya, seperti (situs perjodohan) Setipe," ujar Sandiaga.
Namun Sandiaga berharap Pemprov tidak membatasi kegiatan bagi para pemuda untuk berinteraksi. Dia ingin RPTRA diisi kegiatan yang positif.
"Kalau mereka memutuskan mendatangkan RPTRA untuk bergandengan tangan di Kalijodo, misalnya, sangat dimungkinkan. Kalau dilihat bahwa sekarang RPTRA kita ingin ada isinya. Ada kegiatan, jangan sampai RPTRA kembali didatangi oleh seperti Kalijodo oleh prostitusi atau preman yang kita punya pengalaman dengan susah payah banyak biaya untuk tertibkan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, perda itu akan mengatur pengelolaan dan keberadaan RPTRA. Hal itu, lanjut Djarot, bertujuan agar fungsi RPTRA untuk membangun karakter masyarakat dapat diwujudkan. Caranya adalah dengan pelatihan, budaya, dan berbagai kegiatan. Tak hanya itu, di RPTRA juga akan ada tempat rekreasi dan bermain anak anak, sehingga fungsinya tidak disalahgunakan.
"RPTRA tidak bisa digunakan sebagai tempat mojok untuk cari jodoh, nggak boleh ya. Karena RPTRA untuk anak dan perempuan," tutur Djarot di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (7/6). (fdu/imk)