Mahasiswi Murniati Dibunuh Kakak Kandung dan Misteri Warisan

Mahasiswi Murniati Dibunuh Kakak Kandung dan Misteri Warisan

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Kamis, 12 Jan 2017 08:47 WIB
Mahasiswi Murniati Dibunuh Kakak Kandung dan Misteri Warisan
Foto: Ilustrator: Mindra Purnomo
Jakarta - Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Murniati (22), tewas di tangan kakak kandungnya, AR (31). Kisruh warisan diduga membuat AR gelap mata menghabisi adiknya.

Jasad Murniati awalnya ditemukan di rumahnya di Jalan Makmur RT 03 RW 03, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, pada Selasa, 10 Januari 2017, dini hari. Murniati ditemukan dengan sejumlah luka memar di bagian wajah.

Barang-barang pribadi milik mahasiswi Fakultas Arsitektur semester IV ini, seperti telepon seluler, sepeda motor, dan laptop, tidak satu pun hilang. Keluarga Muniarti mencurigai pelaku memiliki duplikat kunci rumah lantaran rumah tidak rusak dan pintu terkunci. Kunci rumah yang ditempati Murniati menjadi petunjuk polisi dalam mengungkap kasus tersebut. Keterangan keluarga kepada polisi, kunci tersebut sempat hilang beberapa waktu sebelumnya saat AR datang ke rumah ibu korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam tempo kurang dari 24 jam, Polres Jakarta Timur dan Polsek Cipayung akhirnya mengungkap pembunuhan Murniati. AR kemudian resmi ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu, 11 Januari 2017. AR diduga membunuh Murniati karena persoalan warisan.

Namun penyidik masih terus mengusut motif di balik pembunuhan ini, termasuk dugaan Murniati dibunuh karena warisan. "Yang jelas, tersangka ini masih ada hubungan keluarga dengan korban. Untuk masalah motif apakah itu soal warisan atau lainnya, sedang didalami oleh penyidik," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.

Kapolres Jakarta Timur Kombes Agung Budijono juga mengatakan penyidik terus menggali keterangan dari tersangka AR. "Untuk motif, saya belum bisa menyebutkan karena masih digali terus oleh penyidik. Malam ini penyidik akan mengembangkan," ujar Agung.

Jenazah Murniati telah dimakamkan di tanah makam wakaf Ganceng, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, pada Rabu, 11 Januari 2017, malam.


Berikut ini kisah pembunuhan Murniati:

Kunci yang Hilang

Foto: Ibnu Hariyanto/detikcom
Barang-barang berharga milik Murniati tidak ada yang hilang. Keluarga Muniarti mencurigai pelaku memiliki duplikat kunci rumah lantaran rumah tidak rusak dan pintu terkunci.

"Barang-barang masih ada semua, motor ada, laptop ada, barang-barangnya nggak ada yang hilang. HP saja masih di-charge di situ," ujar paman korban, Dede Suparman, di rumah duka, Jalan Makmur, Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (10/1/2017).

Tante Murniati, Dewi (46), mengatakan ibu Murniati sempat menduplikatkan kunci rumah milik Murniati karena dua bulan yang lalu kunci rumah yang dimilikinya sempat hilang.

Kunci rumah yang ditempati korban menjadi petunjuk polisi dalam mengungkap kasus tersebut. Keterangan keluarga kepada polisi, kunci tersebut sempat hilang beberapa waktu sebelumnya saat AR datang ke rumah ibu korban. "Jadi yang pegang kunci itu dua orang, si korban sama ibunya. Nah, kunci yang dipegang ibunya itu pernah hilang sewaktu kakaknya itu datang ke rumah. Karena hilang, ibu korban bikin kunci duplikat," ujar seorang perwira polisi yang enggan disebutkan namanya.

Dari situ, polisi memiliki kecurigaan bahwa pelaku adalah orang dekat korban. Hasil penyelidikan polisi akhirnya mengerucut pada AR. "Karena, pada saat korban ditemukan tewas itu, kunci korban ada di kamar korban," lanjut sumber tersebut.

Keganjilan

Foto: Jenazah Murniati dibawa dari RS Polri (Cici/detikcom)
Kakak kandung Murniati, AR, disebut menolak jenazah Murniati diautopsi. Tetapi ibunda Murniati diam-diam menyetujui jasad putrinya diautopsi.

Polisi akhirnya mengautopsi jenazah Murniati untuk mengungkap penyebab kematian. "Kalau menurut perkiraan, kurang-lebih pukul 18.00 WIB," ujar Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Said Sukanto (RS Polri) Edi Purnomo saat dihubungi detikom, Rabu (11/1/2017).

Tetangga Murniati bernama Eka menceritakan bahwa AR sempat menolak jenazah Murniati diautopsi. "Jadi kakaknya itu sempat menolak jenazah Murni diautopsi," kata Eka.

Menurutnya, AR menolak karena tidak ingin repot dan ingin segera memakamkan jenazah di kampung halamannya, Garut. Kemudian, tanpa sepengetahuan kakak Murniati, ibu kandung Murniati, Popong, menandatangani surat persetujuan autopsi. "Kemudian ibunya tadi pagi-pagi ke Rumah Sakit Polri tanda tangan surat persetujuan autopsi," ujarnya.

Selain itu, Eka mengatakan kakak Murniati memang tidak terlihat dalam prosesi pemakaman Murniati. Padahal, menurutnya, AR masih sempat berada di lokasi pembunuhan dan ikut mengurusi jenazah Murniati sebelum dibawa ke Rumah Sakit Polri. Lalu, mulai Selasa sore, AR sudah tidak terlihat di lokasi.

Kakak Kandung Jadi Tersangka

Foto: Murniati (ist)
Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu ternyata dibunuh oleh kakak kandungnya.

Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana saat dimintai konfirmasi membenarkan hal ini. Namun ia enggan memberikan penjelasan lebih lanjut soal tersangka tersebut.

"Nanti saja akan dirilis sama Kapolres," ujar AKBP Sapta kepada detikcom, Rabu (11/1).

Informasi yang dihimpun detikcom, tersangka berinisial A. Dia ditetapkan sebagai tersangka setelah polisi melakukan pemeriksaan intensif terhadapnya.

Motif Diduga Masalah Warisan

Pusara Murniati, mahasiswi yang tewas (Ibnu Hariyanto/detikcom)
Kakak kandung korban itu diduga membunuh Murniati karena persoalan warisan.

"Yang jelas, tersangka ini masih ada hubungan keluarga dengan korban, untuk masalah motif apakah itu soal warisan atau lainnya, sedang didalami oleh penyidik," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono kepada detikcom, Rabu (11/1).

Terpisah, Kapolres Jakarta Timur Kombes Agung Budijono mengatakan penyidik saat ini masih memeriksa intensif tersangka. Polisi terus menggali keterangan dari tersangka.

"Untuk motif, saya belum bisa menyebutkan karena masih digali terus oleh penyidik. Malam ini penyidik akan mengembangkan," ujar Agung.

Saat ditanya apakah AR adalah pelaku tunggal atau ada keterlibatan orang lain, Agung belum bisa membeberkan lebih detil. "Iya, makanya ini masih kita kembangkan terus," lanjut Agung.
Halaman 2 dari 5
(aan/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads