Kritik Keras Gerindra untuk Jokowi dan Golkar yang Sudah Pikirkan 2019

Kritik Keras Gerindra untuk Jokowi dan Golkar yang Sudah Pikirkan 2019

Elza Astari Retaduari - detikNews
Senin, 05 Sep 2016 11:26 WIB
Desmond J Mahesa (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Manuver Golkar memainkan wacana politik untuk Pilpres 2019 menuai kritik. Kritik bukan hanya datang dari parpol sesama pendukung Jokowi, tapi juga dari Gerindra yang pernah bersama-sama Golkar di Koalisi Merah Putih.

"Sebenarnya sah-sah saja, Golkar ingin melihat respons masyarakat, tapi apakah pemerintah ini akan berakhir manis," kata Ketua DPP Gerindra Desmond J Mahesa mengawali kritiknya saat dihubungi, Senin (5/9/2016).

Baca juga: PDIP: Kalau Jauh Hari Sudah Bicara Pilpres 2019, Kapan Kerjanya?
Golkar, kata Desmond, seharusnya melihat dulu hingga masa-masa terakhir Pemerintahan Jokowi. Sebab partai beringin tersebut terkenal sebagai partai yang biasa 'balik badan' jika keadaan tidak menguntungkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tengok saja ketika Golkar 'mbalelo' dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan berbalik mendukung Jokowi. Padahal saat Pilpres 2014, Golkar menjadi salah satu pucuk pimpinan KMP bersama Gerindra.

"Kalau seperti itu, maka ini omong kosong. Cuma trik politik. Nggak jauh beda. Ujung-ujungnya akan berpaling, namanya Golkar kan selalu yang paling untung untuk dia," kata Desmon.

Baca juga: PKB: Golkar Jangan Membebani, Jokowi Harus Fokus Wujudkan Nawacita!

Kepada Jokowi, Gerindra juga mengingatkan agar tidak terlalu mengejar kekuasaan. Desmond menyatakan kini kebebasan semakin berkurang.

"Lama-lama pemerintah semakin melemah tapi kebijakan menguat. Satu grade lagi Jokowi sama seperti Pak Harto, tidak bisa dikritik lagi. Saya harap Pak Jokowi sadar kekuasaan hanya sementara," tuturnya.

Baca juga: Demokrat ke Jokowi: Jangan Pikirin 2 Jari Jadi 2 Periode!

Selain mulai menyebar spanduk bergambar Jokowi, Golkar juga mulai mewacanakan ingin mengusung Sri Mulyani sebagai cawapres. Desmond tidak yakin Golkar akan konsisten.

"Namanya juga politik, bisa berubah. Indikatornya itu di 2018. Lihat dulu hasil kinerja Jokowi kepada rakyat," ujar pimpinan Komisi III tersebut. (ear/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads