Kesaksian teman dan rekan kerja Jessica ini disampaikan oleh Psikiater Forensik RSCM dr Natalia Widiasih Raharjanti saat menjadi saksi di sidang Jessica pada Kamis 18 Agustus 2016.
Natalia mengaku pernah memeriksa kondisi kejiwaan Jessica selama 6 hari. Ia bersama tim dari RSCM juga meminta keterangan kepada teman-teman Jessica di Australia untuk mengetahui kejiwaan Jessica selama menetap di Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas kesaksian tersebut, Jessica merasa terpukul dan mengeluhkan tentang hak asasinya yang tidak dihargai oleh Jaksa Penuntut Umum ketika riwayatnya selama di Australia dibeberkan di muka umum. Jessica juga siap mengajukan 15 saksi untuk mematahkan dakwaan jaksa.
Berikut 7 fakta Jessica di Australia:
1. Tak Ada Tanda Gangguan Jiwa
Foto: Ari Saputra
|
"Secara singkat apa hasil pemeriksaan tim RSCM ini terhadap visum et repertum (VeR) psikiatrum terhadap terdakwa. Pertama mungkin kaitannya, apa kepribadian dari terdakwa ini?" tanya jaksa Ardito dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).
"Pada terperiksa Jessica Kumala Wongso kami simpulkan pada saat pemeriksaan selama di Departemen Psikiatri tanggal 11-16, pada saat pemeriksaan tidak didapatkan adanya tanda-tanda gangguan jiwa berat," jawab Natalia.
Jessica diperiksa Departemen Psikiatri pada 11-16 Februari 2016 melalui metode salah satunya wawancara menyeluruh. Natalia juga mendapat data-data dari penyidik berupa rekaman percakapan telepon, print out chat, hingga rekaman CCTV di Kafe Olivier.
2. Jessica Tipe Asian Girl
Foto: Ari Saputra
|
"Semua rekan keja bilang Jessica baik, menyenangkan, ramah dengan orang lain, tipe Asian girl mereka bilangnya. Mereka baru kaget saat (Jessica) masuk rumah sakit (karena tabrak panti jompo). Mereka melihat (perubahan) itu setelah Jessica putus pacar," kata Natalia di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).
Natalia diminta penyidik untuk memeriksa kejiwaan Jessica. Natalia bersama dengan timnya sempat mewawancarai rekan kerja Jessica di Australia. Menurut Natalia ada beberapa rekan kerja yang bisa membuat Jessica nyaman, yaitu mereka yang memiliki figur dewasa yang bisa mengayomi.
"Itu (Jessica nyaman) terlihat kalau dekat figur nurture, kondisi psikologinya stabil," ucap Natalia.
3. Asmara Kandas
Foto: Ari Saputra
|
"Jessica baik-baik saja pada 2007-2008. Masalah terjadi pada akhir 2015 dari November-Desember. (Jessica) sedang banyak masalah, banyak tekanan," ujar Natalia dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur Besar Raya, Kamis (18/8/2016).
Jessica memiliki masalah dengan pacarnya, Patrick. Bahkan Jessica melakukan tindakan agresifitas impulsif akibat bermasalah dengan pacarnya.
Menurut Natalia, dalam kehidupan sehari-hari di tempat kerjanya di Australia Jessica kondisinya stabil, namun bila dalam tekanan dia bisa melakukan hal-hal yang merugikan dia dan orang lain.
4. Coba Bunuh Diri
Foto: reng
|
Natalia menyebut Jessica mulai mengancam akan bunuh pada 28 Januari 2015. Ancaman itu disampaikan Jessica melalui telepon kepada Patrick. Tanggal 29 Januari 2015, Jessica mencoba melakukan bunuh diri namun gagal. Usaha bunuh diri kedua, dilakukan Jessica pada 22 Agustus, saat itu Jessica menabrakan mobilnya ke panti jombo. Kasus penabrakan ini sempat ramai diberitakan oleh media Australia.
Oktober 2015 Jessica putus dengan pacar. Hal ini membuat emosi Jessica semakin tidak stabil. Dan lagi-lagi Jessica mencoba bunuh diri dengan meracuni dengan panggangan barbeque. Dia masuk ke Royal Prince Alfred Hospital. Pada ancaman bunuh diri 15 November, ditemukan adanya pisau, alkohol, dan alarm asap yang ditutup plastik. " Itu juga diduga sudah mau melakukan tapi tidak jadi," ucap Natalia.
Tanggal 22 November ditemukan catatan bunuh diri di apartemen Jessica. Di situ tertulis alasan Jessica ingin mengakhiri hidupnya karena merasa kehilangan support dari Patrick dan keluarga.
5. Pistol atau Racun
Foto: Istimewa
|
"Pada saat Jessica pernah dirawat di bangsal di sana, apakah Kristie pernah menceritakan ada sesuatu yang diucapkan Jessica pada saat itu. Apa yang dikatakan?" tanya jaksa penuntut umum kepada Natalia.
"Kalau saya tidak salah ingat, Jessica berkata bahwa, Kristie menyatakan 'Kalau saya mau bunuh diri, saya kan tinggal gampang aja, atau membunuh orang saya tinggal ambil pistol atau racun'. Seperti itu kata-katanya (cerita Kristie)," ujar Natalia.
Jaksa penuntut umum kemudian membacakan berita acara pemeriksaan (BAP) Kristie. "Saya bacakan, apakah benar seperti ini 'para bangsat di rumah sakit ini tidak mengizinkan pulang dan mereka memperlakukan saya seperti pembunuh, seandainya saya ingin membunuh orang maka saya tahu pasti caranya. Saya bisa mendapatkan pistol dan saya tahu dosis yang tepat". (Apakah) ini kata-kata Kristie pada Anda saat itu?" ujar jaksa.
Natalia mengiyakan BAP yang dibacakan jaksa tersebut. Namun saat dikonfirmasi, Kristie mengaku tak tahu maksud Jessica apa.
6. Marah pada Keluarga dan 'Dipecat'
Foto: Grandyos Zafna
|
"Kalau saya lihat sms Jessica ke Bri, itu lebih melihat dia marah sama keluarga sih. Ke kakak perempuan, ke kakak laki-laki, sama ayah. Dia merasa keluarga itu sudah tidak mendukung dia," kata Natalia dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).
Pengacara Jessica, Otto Hasibuan, bertanya kepada Psikiater apakah Jessica juga memiliki masalah dengan orang lain. "Saya lihat hanya orang yang dekat dengan dia," jawab Natalia.
Jaksa sempat menanyakan bagaimana dengan status pekerjaan Jessica.
"Pekerjaan Jessica sendiri di sana gimana? Berhenti atau diberhentikan?" tanya jaksa.
"Tanggal 31 tidak diperpanjang lagi, diberhentikan menurut atasannya," kata Natalia.
7. Inkonsistensi tentang Mirna
Foto: Grandyos Zafna
|
"Selama wawancara dengan Jessica tidak ada," tutur Natalia.
Hanya saja, menurut Natalia, ada satu moment di mana Jessica mengaku tak pernah bertemu Mirna pada 2014. Padahal dalam data yang dimiliki ahli, Jessica diketahui pernah bertemu Mirna.
"Di keterangan kita mendapat informasi bahwa Jessica sempat bertemu dengan Mirna 2014 pas pertunangan. Dia juga pernah datang pas ulang tahun. Itu waktu ditanyakan, Jessica terlihat seperti bingung, kaget, (Jessica bilang) "Saya gak pernah ketemu" gini- gini. Terus keliatan emosinya. Buat saya ada apa? apa lupa atau apa karena ada (catatan). Mungkin perlu ditanya lebih lanjut (ke Jessica)," ucap Natalia.
Ada 5 keterangan Jessica yang inkonsistensi tersebut:
1. Waktu kejadian perkara Jessica mengatakan membantu menggoyang-goyangkan Mirna, tapi itu inkonsisten setelah dilihat di CCTV.
2. Jessica menyatakan dia tidak datang ke rumah duka pada tanggal 7-8 karena sakit, sehingga baru bisa datang pada 9 Januari. Dalam data elektronik di WA menyatakan tidak datang ke pemakaman karena sakit demam, kambuh asmanya.
3. Sejak tanggal 7 Januari Jessica mempersepsikan Hani mungkin dilarang keluarga Mirna untuk tidak menghubungi dirinya, jadi tidak membalas WA. Namun ini tidak sesuai dengan pernyataan Hani, bahwa Hani masih menghubungi Jessica, tapi justru Jessica tidak membalas pesan WA Hani. Tanggal 8 Januari Hani masih menghubungi Jessica.
4. Jessica mengatakan tidak pernah mengalami kondisi permasalahan psikologis bahkan saat putus pacar, saat diwawancara juga bilang tidak pernah sampai masuk rumah sakit. Ini tidak sesuai dengan informasi dari atasan maupun rekan kerja. Mau pun di BAP, di mana Jessica dirawat 3 kali karena dipicu permasalahan relasi dengan mantan pacar.
5. Jessica menyatakan lebih sering melihat sisi baik dari seseorang. Ini keterangannya juga berbeda dari BAP rekan kerjanya di Australia.
Halaman 2 dari 8