"Menurut saya justru aneh koalisi kekeluargaan, ini masih mending (koalisi untuk dukung Ahok) wakil belum ditentukan. Di sana calon gubernur aja belum ada, lebih parah lagi," kata Anggota Dewan Pakar Partai Nasdem Taufiqulhadi saat dihubungi, Kamis (11/8/2016).
Ia membandingkan, bahwa Ahok sebagai calon gubernur sudah selesai dengan urusannya, termasuk terkait visi dan misinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: PDIP DKI: Koalisi Kekeluargaan Bisa Saja Pecah
Sebelumnya, senada dengan Nasdem, Fraksi Hanura juga menilai koalisi kekeluargaan terbentuk pada waktu yang kurang tepat. Ketua DPD Hanura DKI Muhammad Sangaji alias Ongen menyebut koalisi kekeluargaan sangat prematur.
"Menurut saya koalisi itu masih prematur karena kebijakan ini ada di depan pimpinan pusat. Kalau Hanura, NasDem dan Golkar sudah ada rekomendasi dari dewan pimpinan pusat sedangkan 7 partai itu kecuali Gerindra ya karena sudah pasti mendukung Sandiaga Uno karena ada rekomendasi itu sedangkan kita menunggu kebijakan DPP jadi menurut saya itu kebijakan yang masih prematur," kata Ongen kepada wartawan usai pertemuan di Kantor DPP Gerindra DKI Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Ia menyebut bakal ada kejutan minggu depan. Kejutan itu adalah parpol yang kini masuk koalisi kekeluargaan akan rontok.
"Tapi di antara 7 itu kemungkinan dua akan bergabung dengan Hanura-NasDem-Golkar. Ya itu nanti ya, pokoknya ada kejutan minggu depan. Seminggu ke depan lah gabung dengan kita. Saya yakin tidak akan lama lagi paling lama 10 hari lagi lah,"katanya. (wsn/imk)