Bermula dari Bandung, pada 1976 dia ditawari jadi guru seni musik. Dahulu, Maman berprofesi menjual alat musik angklung ke sekolah. Karena kepiawaiannya dia diajak seorang guru menjadi guru seni musik.
Akhirnya, setelah berpikir panjang dia menerima penawaran itu. Mulailah Maman mengajar seni musik. Empat tahun kemudian dia menikah dan pindah ke Bekasi. Di Bekasi, Maman melanjutkan jalan hidupnya menjadi guru, dengan mata pelajaran yang sama. (Baca juga: 40 Tahun Jadi Honorer, Guru Maman Sudah Mengubur Cita-cita Jadi PNS)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Murid saya ada yang jadi dokter, ada juga yang sudah jadi Brigjen," jelas Maman saat ditemui usai mengajar di SMPN 17 Bekasi Pondokgede, Selasa (2/8/2016).
Murid-muridnya itu masih kenal dan sayang pada Maman. Mereka kadang kerap silaturahmi. Dan Maman ada hadiah yang kadang diberikan sebagai kenang-kenangan untuk guru Maman.
"Alhamdulillah ada saja yang ngasih, buat nambah-nambahin saya," jawab dia.
Maman sejak dahulu hingga sekarang masih tinggal di kontrakan. Untuk honor sebulan, bila jam mengajar penuh dia bisa mendapatkan Rp 1,5 juta. Untungnya, dia tak ada tanggungan, lima anak-anaknya sudah bekerja dan menikah. (Baca juga: Berkenalan dengan Pak Maman: 40 Tahun Jadi Guru Honorer dan Tetap Semangat Mengajar)
Menikmati masa tua, Maman mengisi dengan mengajar. Dia ingin terus membagi ilmu. "Saya selama ini nggak bermasalah dengan gaji. Yang penting anak-anak dapat ilmu seni dan budaya," tutup dia.
(dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini