Dua gepok uang itu diserahkan Suratmi kepada PP Muhammadiyah ketika meminta bantuan ormas itu untuk mengungkap kematian suaminya pada Selasa, 29 Maret. Siyono sendiri bukanlah warga Muhammadiyah. Muhammadiyah bersedia membantunya dengan alasan kemanusiaan.
Ketua Muhammadiyah Bidang Hukum Busyro Muqoddas yang dititipi uang itu, tak pernah membukanya sekali pun. Barulah hari ini dalam rilis hasil autopsi kematian Siyono, dua gepok itu dibuka secara resmi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadir dalam jumpa pers itu komisioner Komnas HAM Siane Indriani dan Haffid Abbas, tim dokter forensik Muhammadiyah untuk jenazah Siyono, ketua Pemuda Muhammadiyah, dan sejumlah aktivis LSM.
"Uang ini kami simpan. Kami belum tahu apa isinya dan berapa uang ini, akan dibuka kepada teman-teman media," ucap Busyro yang juga mantan pimpinan KPK itu.
Tampaklah dari dalam amplop itu dua gepok uang terbungkus kertas koran yang dilakban. Busyro lalu membukanya menggunakan gunting dibantu komisioner Komnas HAM Siane. Tiap satu gepok tampak uang pecahan Rp 100 ribu yang diikat menjadi 5 tumpukan.
"Total Rp 100 juta," ucap Siane menyebut jumlah total uang yang diterima Suratmi, istri Siyono.
"Uang ini diberikan ketika istri Siyono dijempuk besuk suaminya, tapi sesampainya di sana ternyata suaminya sudah meninggal. Dan oleh 5 orang anggota Densus perempuan, dia dirayu ikhlaskan, ini bagian dari takdir Allah dan sebagainya," lanjut Siane.
Siane menuturkan dua gepok uang yang ternyata masing-masing Rp 50 juta itu diberikan terpisah kepada yaitusatu gepok untuk Suratmi, dengan alasan biaya anak-anak. Segepok lagi yang juga Rp 50 juta untuk kakak Siyono, Wigiyono, untuk mengurus pemakaman.
![]() |
"Ini yang kemudian saat (Suratmi) ketemu saya 21 Maret sebetulnya sudah dikasihkan ke saya, tapi jangan. Akhirnya kita tunda dan ya sudah serahkan ke Muhammadiyah karena terus terang Suratmi tidak terima karena sangat besar dan takut," paparnya.
"Ini anggaran dari mana tidak tahu," imbuh Siane.
Setelah dibuka, uang itu lalu dibungkus kembali dan diamankan oleh PP Muhammadiyah melalui Busyro. Busyro akan rapat dengan Komnas HAM dan lainnya untuk menentukan langkah selanjutnya. Uang itu juga sebagai bukti hukum. (aan/nrl)