RS Dr Sardjito Yogya Keluhkan Pemadaman Listrik karena Ganggu Pelayanan Medis

RS Dr Sardjito Yogya Keluhkan Pemadaman Listrik karena Ganggu Pelayanan Medis

Sukma Indah Permana - detikNews
Kamis, 07 Apr 2016 16:23 WIB
Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Trisno Heru Nugroho (Foto: Sukma Indah P/detikcom)
Yogyakarta - RSUP Dr Sardjito Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluhkan seringnya listrik pasokan dari PLN terputus. Terutama pada bulan Maret 2016, mati listrik terjadi sebanyak 19 kali dalam satu bulan.

"Setiap bulan pasti ada mati listrik. Tapi yang terbanyak memang Maret kemarin, 19 kali mati listrik," ujar Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Trisno Heru Nugroho.

Hal ini disampaikan Heru kepada wartawan di kantornya, Jalan Kesehatan, Sekip, Sleman, Kamis (7/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari data yang dimilikinya menunjukkan mati listrik di RSUP Dr Sardjito selama bulan Maret, 1 Maret (1 kali mati listrik), 14 Maret (11), 15 Maret (4), 31 Maret (3).

Pihak rumah sakit memang memiliki 6 genset yang akan segera beroperasi saat mati listrik. Namun hal itu bukan berarti tak mengganggu operasional tindakan medis kepada pasien.

"Karena berganti ke genset butuh waktu 5 detik. Pergantian itu bisa dibayangkan, kalau serang operasi bypass jantung, ketegangan dokter dan perawat luar biasa," tuturnya.

Heru mengungkapkan, selama bulan Maret 2016, terjadi 19 kali mati listrik dan saat itu sedang ada 40 pasien yang sedang menjalani operasi.

"Belum lagi bayi yang diinkubator, pasien yang kritis dan bergantung pada ventilator," kata Heru.

Tak hanya itu, Heru menyayangkan tidak adanya pemberitahuan dari PLN saat akan mematikan aliran listriknya. Baik di bulan Maret kemarin maupun di bulan-bulan lainnya.

Padahal, kata Heru, RSUP Dr Sardjito melaksanakan kewajiban membayar tagihan listrik secara tertib dengan tarif industri.

Pergantian itu bisa bayangan kalau pasien operasi, pass operasi 40 pasien. Smua tergantung, alat monitor. Terganggu, kwajiban tepat waktu, tarif kita industri.

"RSUP Dr Sardjito membayar listrik pada Desember 2015 Rp 1,014 miliar, Januari Rp 1,12 miliar, Februari Rp 1,086 miliar, Maret Rp 1,111 miliar. Dan (mati listrik menyebabkan) keborosan tersendiri karena untuk genset, diperlukan biaya solar sebanyak Rp 4,8 juta per jam," urainya.

Tak hanya itu, pihak rumah sakit pernah digugat oleh pasien pada tahun lalu karena proses Pelayanan medis terganggu akibat mati listrik.

"Ya kita paham, dan kita sudah layani secara profesional. Tapi kami sudah melakukan tindakan sesuai prosedur, dan tidak terbukti melakukan kesalahan tapi karena suplai listrik yang terganggu," kata Heru.

Saat dihubungi terpisah, Humas PT PLN area Yogyakarta Paulus Kardiman menjelaskan pihaknya akan mengecek apakah betul tidak ada pemberitahuan sebelum listrik dimatikan. Sebab, kata Kardiman, pemadaman listrik pada wilayah-wilayah kerja pasti akan ada pemberitahuan terlebih dahulu.

"Tapi memang Maret kemarin di Yogyakarta cuacanya ekstrem, jadi tidak terkontrol oleh kami," kata Kardiman. (sip/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads