Pantauan detikcom, ada 9 pengurus PP Muhammadiyah yang menemui Kapolri di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (4/4/2016). Mereka di antaranya adalah Haedar Nasir dan Busyro Muqoddas. Pertemuan tertutup berlangsung sekitar 2 jam 30 menit.
Pengurus PP Muhammadiyah bertemu Kapolri salah satunya membahas tewasnya Siyono usai ditangkap Densus 88 (Foto: Idham/detikcom) |
"Kami juga sampaikan masalah yang menyangkut Siyono. Wilayah yang menyangkut pemberantasan terorisme yang jadi tugas kepolisian itu tugas kepolisian, kami hormati," kata Haedar kepada wartawan usai pertemuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kedua respons sangat positif bahwa kami akan terus melakukan langkah-langkah hukum meneliti seberapa jauh ada penyimpangan atau kekeliruan prosedur di lingkungan internal sendiri yang nanti akan dilaporkan pihak kepolisian," sambungnya.
Menurut Haedar, Badrodin menghormati proses autopsi yang dilakukan Tim dokter forensik Muhammadiyah bersama Komnas HAM. Dalam tim itu ada juga dari kepolisian. "Sehingga ini ada jadi satu pengertian, nanti menunggu hasilnya dari tim forensik yang dibentuk Tim Komnas HAM, timnya dari Tim kedokteran Muhammadiyah ditambah kepolisian," papar dia.
Pengurus PP Muhammadiyah bersyukur respons Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sangat positif menghormati langkah autopsi terhadap jenazah Siyono (Foto: Idham/detikcom) |
Ia menambahkan pihaknya masih menunggu hasil kerja tim forensik terkait hasil autopsi yang dilakukan pada Minggu 3 Meret 2016. "Belum ada laporan. Nanti akan ada kira-kira seminggu sampai 10 hari, yang berhak melaporkan itu Tim forensik murni sebagai tugas profesional," kata Haedar. (bal/aan)












































Pengurus PP Muhammadiyah bertemu Kapolri salah satunya membahas tewasnya Siyono usai ditangkap Densus 88 (Foto: Idham/detikcom)
Pengurus PP Muhammadiyah bersyukur respons Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sangat positif menghormati langkah autopsi terhadap jenazah Siyono (Foto: Idham/detikcom)