Jejak-jejak Hubungan Jessica dan Mirna yang Terserak di Australia

Jejak-jejak Hubungan Jessica dan Mirna yang Terserak di Australia

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Kamis, 11 Feb 2016 09:30 WIB
Jejak-jejak Hubungan Jessica dan Mirna yang Terserak di Australia
Foto: Ilustrasi oleh Andhika Akbarayansyah
Jakarta - Beragam bukti terus dikumpulkan untuk menyempurnakan berkas kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan tersangka Jessica Kumala Wongso. Salah satunya, menelisik rajutan pertemanan Jessica dan Mirna di Australia.

Terbaru, Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti akan mengirimkan penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya ke Australia untuk mengumpulkan informasi soal Mirna dan Jessica.

Selain itu, tim penyidik menggandeng Australia Federal Police (AFP) untuk membantu memberikan informasi tentang profil pertemanan Jessica dan Mirna yang sama-sama menimba ilmu di Billy Blue College of Design Australia dan Swinburne University of Technology, Melbourne.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Informasi yang cukup signifikan dari Australia juga sebelumnya telah dikantongi tim penyidik. Semua bukti terkait kematian Mirna usai ditraktir minum kopi oleh Jessica itu masihΒ dirahasiakan tim penyidik.

Tentang sejauh mana hubungan Jessica dan Mirna, ayahanda Mirna Darmawan Salihin pernah angkat bicara. Ia melakukan 'investigasi'. Hasilnya, Darmawan mengaku punya informasi penting yang diperolehnya dari teman-temannya di Australia tentang sosok Jessica dan pertemanan Jessica dengan putri kembarnya itu. Darmawan juga berjanji akan membongkarnya di muka pengadilan.

Berikut 4 kisah Jessica dan Mirna:

1. Interview Saksi di Australia

Foto: Pool
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti akan mengirimkan penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya ke Australia untuk mengumpulkan informasi soal Mirna dan tersangka Jessica Kumala Wongso.

"Kami juga akan mengirim penyidik ke sana untuk interview, karena ada beberapa petunjuk yang dikembangkan. Tambahan saksi juga diperlukan di sana, tentunya harus secara projusticia dan sasarannya jelas, sekarang sedang dianalisa," jelas Krishna kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/2/2016).

Namun, untuk sampai ke sana, penyidik memerlukan waktu. Sebab, ada prosedur dari pemerintah Auatralia yang harus ditempuh penyidik.

"Memeriksa saksi di luar negeri kan ada prosedurnya, ada endorsement atau dukungan di kantor. Kalau di Canberra di kantor kedutaan, kalau di Sydney di konjen," tambahnya.

Namun, saat ditanya siapa saksi yang akan dimintai keterangan di Australia, Krishna merahasiakannya. "Mau tahu saja," jawab dia singkat.

Lebih jauh Krishna mengatakan, kerja sama dengan AFP (Australia Federal Police) adalah untuk mengetahui latar belakang soal Mirna, Jessica dan teman-temannya yang berada selama berada di Australia.

"Gini kami kerja sama dengan polisi Australia karena latar belakang mereka di Australia, posisi tersangka sebelum ketemu Mirna lama di Australia, itu biasa dalam penyelidikan," terang Krishna.

2. Bantuan Profil Jessica dan Mirna

Foto: Istimewa
Penyidik berkerjasama dengan Australia Federal Police (AFP) untuk mengetahui latar belakang Mirna dan tersangka Jessica Kumala Wongso selama di Australia.

"Oh ya dari kita juga menghubungi Kepolisian Australia untuk melihat bagaimana hubungan Mirna, Jessica dan teman-temannya yang lain," jelas Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (10/2/2016).

Lanjut Kapolda, kerjasama itu pula dilakukan sebagai upaya profiling, di mana keduanya sama-sama pernah satu kampus di Billy Blue College, Sydney dan menetap di Australia.

"Terutama profil. Tetapi kita tidak akan buka disini," imbuh Tito.

3. Kantongi Informasi Penting

Foto: Istimewa
Ada sejumlah informasi penting yang didapatkan penyidik terkait tersangka Jessica Kumala Wongso maupun saksi-saksi yang pernah tinggal di Australia.

"Kita sudah diberikan informasi (oleh polisi Australia) dan sudah cukup signifikan untuk penyidik menguatkan alat bukti," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Mohammad Iqbal kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Menurut Iqbal, kerjasama dengan AFP dilakukan mengingat latarbelakang korban, tersangka dan sejumlah saksi-saksi pernah menetap di Australia.

"Karena kami sudah mengidentifikasi semua saksi yang cukup penting. Backgroundnya ada di Australia, sehingga kami ingin buat terang tindak pidana," tambahnya.

Polda Metro Jaya juga telah membuka hotline untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin agar teman-teman korban di Australia dapat memberikan informasi penting bagi penyidik. Adapun hotline tersebut dibuka melalui email, blog, twitter, Facebook, wordpress, tumblr hingga kaskus. "Latar belakang mereka kan sekolah di Australia, barangkali teman-teman di Australia ada yang mau kasih info tapi enggak tahu ke mana," jelasnya.

4. 'Investigasi Diam-diam'

Foto: Istimewa
Darmawan diam-diam membuat 'tim investigasi' sendiri di Australia untuk menelisik soal Jessica.

"Bukan tim, teman-teman saja di Australia," kata Dermawan saat diwawancarai wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (5/2/2016).

Dermawan sudah mendapatkan informasi seputar Jessica dan juga pertemanannya dengan Mirna selama di Australia. Namun, ia enggan mengemukakannya di publik dengan alasan akan diungkap di pengadilan.

"(Di) Australia, setahu saya dia permanent residence, sekolah 8 tahun dengan anak saya," kata Darmawan.

Menurut Dermawan, Jessica, Mirna dan kembarannya, Made Sandy Salihin, juga Boon Juwita alias Hani sama-sama satu kuliah di kampus Billy Blue College. Jessica satu jurusan dengan Mirna yakni di Design Graphis.

"Kalau si Sandy itu di jurusan bikin kue-kue gitu. Kalau si Jessica sama Mirna itu sama-sama di design graphis. Kalau Arief (suami Mirna) lain kota," imbuhnya.

Tetapi, sepengetahuan Darmawan, Jessica juga kenal dengan Arief. Bahkan Mirna kerap meminta ditemani oleh Arief bila hendak bertemu dengan Jessica. "Arief kenal Jessica karena Mirna pacaran sama Arief dan kalau ketemu selalu ditemani Arief. Selalu begitu, kaya orang sama Jessica baik tapi takut," tutupnya.

Saat ditanya apakah data dari Australia tersebut berkaitan dengan suatu pidana, Darmawan tidak menjelaskannya. "Australia kan enggak kenal hukuman mati. Itu semua data-data saja yang kita perlukan di persidangan," lanjutnya.

Ia menambahkan, data tersebut merupakan petunjuk yang cukup signifikan untuk membuat tindak pidana dalam kematian Mirna lebih terang benderang. "Baru satu dua clue yang saya kasih," tutupnya.
Halaman 2 dari 5
(aan/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads