Melihat Prinsip Gusti Nurul, Menolak Poligami Karena Tak Sudi Sakiti Hati Sesama

Melihat Prinsip Gusti Nurul, Menolak Poligami Karena Tak Sudi Sakiti Hati Sesama

Muchus Budi R. - detikNews
Rabu, 11 Nov 2015 10:53 WIB
Foto: dok.Buku Gusti Nurul Mengejar Kebahagiaan
Solo - Salah satu sikap tegas Gusti Nurul adalah menolak poligami. Sikap itu tentu merupakan sikap yang jauh melampaui zamannya, apalagi dia berasal dari dalam istana tradisional yang lekat dengan kehidupan poligami. Ada alasan kuat dia melakukannya; tak sudi menyakiti hati sesamanya.

Hal tersebut disampaikan oleh putra tertua Gusti Nurul, KPH Ir Sularso Basarah Soerjosoejarso, kepada wartawan di Istana Mangkunegaran, Rabu (11/11/2015). Sularso mengatakan dalam berbagai kesempatan bersama keluarga Gusti Nurul menceritakan hal tersebut kepada anak-anak dan cucunya. Gusti Nurul meninggal di usia 94 tahun di Bandung pada Selasa (10/11).

"Beliau seorang yang berpemikiran maju, melampaui zamannya. Itu didikan langsung dari ayahanda beliau (Mangkunegoro VII) yang juga seorang bangsawan berpikiran maju," ujar Sularso.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepada keluarga, kata Sularso, Gusti Nurul mengaku menolak ketika akan dinikahkan dengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sebagai istri permaisuri. Penolakan itu dikarenakan Gusti Nurul tidak mau menyakiti hati sesama perempuan, mengingat saat itu Sultan juga sudah memiliki empat istri selir.

Baca juga: Gusti Nurul, Kembang Mangkunegaran yang Menolak Cinta Sjahrir Hingga Sukarno

Demikian juga ketika menolak didekati oleh Bung Karno maupun Sutan Syahrir. Selain karena alasan tidak mau dipoligami karena saat itu keduanya telah menikah, juga karena Gusti Nurul merasa tidak cocok menjadi pendamping hidup bagi politisi. Gusti Nurul merasa, kehidupan politisi tidak sesuai dengan kehidupan berumah tangga yang didambakannya.

"Sikap berpemikiran maju dan membebaskan pilihan itu, terus beliau tularkan kepada anak-anak. Kami dibebaskan memilih pasangan hidup asal sesuai pilihan dan nyaman menjalaninya. Tidak harus menikah dengan kerabat keraton. Saya menikah dengan perempuan suku Batak, bapak dan ibu juga sangat mendukung," ujar Sularso. (mbr/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads