Gusti Nurul, Kembang Mangkunegaran yang Menolak Cinta Sjahrir, HB IX Hingga Sukarno

Kembang Mangkunegaran Berpulang

Gusti Nurul, Kembang Mangkunegaran yang Menolak Cinta Sjahrir, HB IX Hingga Sukarno

Salmah Muslimah - detikNews
Rabu, 11 Nov 2015 11:49 WIB
Gusti Nurul (Foto: Repro buku Gusti Noeroel)
Jakarta - Gusti Nurul telah berpulang. Cerita masa lalunya kembali dikenang publik. Bagaimana prinsip tegasnya sebagai putri keraton yang antipoligami -- suatu hal yang berani saat itu -- hingga kecantikan dan kecerdasannya yang menghipnotis banyak pria, mulai HB IX hingga Sukarno.

Potongan kisah Gusti Nurul bisa disimak saat dia memasuki usia 20 tahun, usia yang dianggap tua di masanya. Namun dia belum menemukan jodohnya. Hingga pada suatu hari, ayah Gusti Nurul memanggilnya.

"Romo memanggilku. Ada apa gerangan? Perasaanku terus bertanya-tenya di sepanjang jalan dari Praci menuju Bale Peni tempat Romo tinggal. Kulihat wajah Romo yang sangat berwibawa. Romo membuka pembicaraan dan mengatakan bahwa telah datang utusan dari Yogyakarta, dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang menanyakan tentang aku. Tujuannya ingin meminangku untuk menjadi istri," ujar Gusti Nurul dalam buku berjudul "Gusti Noeroel" karya Ully Hermono yang dikutip detikcom, Rabu (11/11/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Gusti Nurul menolak pinangan Sultan HB IX. Alasannya karena Gusti Nurul tak mau dimadu.

"Dalam hati aku bertanya menjadi istri Sultan? Dijadikan permaisuri? Betapa tinggi dan beratnya kedudukan itu. Wanita manapun pasti mengharapkan dan mengidamkannya.Β  Tetapi aku ingat kembali, terbayang wajah ibu yang selalu tampak berduka. Aku ingat ibuku dan harapannya padaku, agar aku jangan sampai dimadu," ucapnya.

Gusti Nurul mengatakan, Sri Sultan HB IX seorang yang berbesar hati, ia menerima penolakan itu dan tetap menjaga hubungan dengan baik. Walau setiap bertemu, Sultan selalu mendesak menanyakan alasan Gusti Nurul menolak pinangannya.

"Aku jawab secara terus terang dan kukatakan "Aku takut tidak bisa tidur karena dimadu". Mendengar jawabanku, ia hanya tersenyum. Kemudian dalam surat-suratnya padaku, ia sering mengatakan, sampai kapan pun tak akan mengambil permaisuri," ucapnya.

Gusti Nurul (Foto: Repro buku Gusti Noeroel)


Tak hanya Sultan yang bermaksud memperisteri Gusti Nurul. Ada juga seorang kolonel G.P. H Djatikusumo, yang juga tercatat sebagai KSAD pertama. Lelaki lainnya ada bangsawan lain dari Yogya. Namun sayang, semua cinta mereka ditolak.

"Sayangnya aku tak bisa menerima cinta mereka. Penyebabnya hanya satu aku tak mau dimadu. Itu sudah menjadi tekadku," kata Gusti Nurul.

Selain bangsawan dan perwira tinggi, ternyata ada juga tokoh politik yang suka pada Gusti Nurul, yakni Sutan Sjahrir. Setiap rapat kabinet digelar di Yogyakarta, Sjahrir selalu mengutus sekretaris pertamanya, Siti Zoebaedah Osman ke Pura Mangkunagaran untuk khusus mengantar hadiah yang dibelinya di Jakarta. Hadiah itu berupa selendang sutera, tas bahkan jam tangan dengan merek terkenal. Bersama hadiah itu juga terlampir surat.

"Ia sangat rajin menyuratiku dan aku juga rajin membalasnya," ucap Gusti Nurul.

Bahkan Sutan Sjahrir pernah mengundang Gusti Nurul sekeluarga untuk berkunjung ke Linggarjati dan menginap di rumah perundingan Belanda-Indonesia itu. Ada hal yang diingat Gusti Nurul saat dia berada di dekat Sjahrir kala itu.

"Aku tak ingat apa saja yang pernah dibicarakan dengan Sjahrir, tapi aku masih ingat Sjahrir pernah membelai pipi dan daguku dan aku diam saja," katanya.

Namun sayang, hubungan keduanya tak lanjut ke pelaminan, alasannya karena masalah partai. "Sebagai tokoh Partai Sosialis Indonesia, ia tidak mungkin menikah dengan putri bangsawan yang feodal," ucap Gusti Nurul.

Menurut kabar dari beberapa orang, Bung Karno pun menaruh simpati pada Gusti Nurul. Namun Gusti Nurul mengaku tak pernah mendengar langsung pernyataan ungkapan isi hati Bung Karno. Β 

"Tapi aku pernah mendengar dari Bu Hartini, istrinya," aku Gusti Nurul.

Bung Karno juga pernah meminta Basuki Abdullah untuk melukis Gusti Nurul dan lukisannya dipajang di kamar kerja Presiden di Istana Cipanas.Β  Setelah Gusti Nurul menikah, setiap pertemuan-pertemuan dengan Bung Karno selalu mengatakan kalau dia kalah cepat dengan suami Gusti Nurul.

"Seandainya pun dulu ia langsung melamarku, problemnya akan sama dengan yang dihadapi Sutan Sjahrir. Sebagai tokoh PNI, tak mungkin ia menikah denganku. Dan yang terpenting aku tidak mau dimadu. Yah, ia memang bukan jodohku," kata Gusti Nurul.

Foto: Repro buku Gusti Noeroel


Tirakat Mutih

Tak kunjung menemukan jodoh membuat Gusti Nurul dan orang-orang di sekitarnya gelisah. Akhirnya ibunda Gusti Nurul meminta agar dia menjalani tirakat mutih, yakni hanya makan nasi putih dan air putih saja selama tiga hari berturut-turut. Meski berat namun tetap dilakukan Gusti Nurul demi ketenangan hati. Gusti Nurul berdoa agar diberikan petunjuk terkait siapa jodohnya. Gusti Nurul mendapat mimpi, dia melihat tiga pria yang cukup dikenalnya.

"Berdiri di sebelah kiri, kamas Saroso. Di sebelah kanan, dimas Santoso. Semua membelakangiku. Namun ada seorang pria yang berdiri di tengah dengan wajahnya jelas sekaliΒ  menghadapku. Aku sempat terhenyak saat memandang pria itu. Ia masih kerabatku juga," kata Gusti.

Selain mimpi 3 orang pria, Gusti Nurul juga bermimpi tentang ayam jago yang gagah dan memiliki bulu yang bagus dan cakar yang bersih. Matanya tajam menatap ke arah Gusti Nurul. Di belakang ayam jago itu juga tampak anak ayam yang bergerak ke sana ke mari. Namun Gusti Nurul tak paham maksud dari mimpinya itu.

"Aku tidak tahu apa artinya itu, jadi mimpi itu aku simpan saja," katanya.

Baca juga: Melihat Prinsip Gusti Nurul, Menolak Poligami Karena Tak Sudi Sakiti Hati Sesama

Laki-laki lain yang sempat mencitai Gusti Nurul adalah Basuki Abdullah, pelukis terkenal yang pernah melukis Gusti Nurul atas permintaan Sukarno.

"Ia sempat melukisku, saat itu aku memakai kain dan berkebaya sifon bercorak bunga-bunga warna hijau tosca. Sungguh bagus lukisannya, seperti hidup. Padahal aku yang jadi modelnya merasa biasa-biasa saja. Tetapi hasil lukisannya sungguh luar biasa, diberi "nyawa' olehnya. Lukisan itu sekarang dipasang di ruang tamu rumahku," kisah Gusti Nurul.

Lukisan Gusti Nurul (Foto: Repro buku Gusti Noeroel)


Gusti Nurul tak mengerti mengapa para lelaki itu begitu mengaguminya. "Aku tetap merasa sebagai wanita biasa, seperti layaknya wanita lain," katanya.

Semasa muda Gusti Nurul dikenal karena kecantikan dan kecerdasannya. Dia pun dijuluki 'De Bloem van Mangkunegaran' atau Kembang dari Mangkunegaran dan banyak disukai para pria.

Foto: Repro buku Gusti Noeroel


Gusti Nurul tutup usia Selasa (10/11/2015) pukul 08.20 WIB di RS Boromeus Bandung. Dia menggenapkan usia hingga 94 tahun dengan meninggalkan 7 orang anak, 14 cucu dan 1 cicit. Hari ini jenazah dimakamkan di Solo. Presiden Jokowi dan keluarga juga mengirimkan karangan bunga dukacita.

(slm/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads