Β
(Baca juga: Elanto Cs Tegur Konvoi Moge di Yogya: Mereka Langgar Lalu Lintas Didiamkan!)
Β
Kota berjulukan Big Apple itu dalam beberapa hal mirip dengan Jakarta, ibu kota Indonesia. Sama-sama melting pot alias kota dengan warga majemuk dari berbagai macam latar belakang dan budaya. Sama-sama kota yang berdenyut 24 jam. Dan, sama-sama ada macet. Β
Β
Namun, ada yang menarik di New York. Seorang warga Indonesia di New York, Raja Simamora, memotret iring-iringan ber-voorijder yang berhenti kala lampu merah di suatu perempatan. Β
Β
"Tadi sore waktu New York jam 3 pm, otw saya menghadiri the Journey to Indonesia di KJRI NY melihat rombongan Wali Kota New York sedang melewati Jalan Madison Avenue and 68th Street," tulis Raja dalam email kepada redaksi detikcom, Minggu (23/8/2015). Β
Β
(Baca juga: Pertama Kali Sejak 50 Tahun, Perayaan HUT RI Tutup Jalan di New York)
Β
Raja melihat bahwa rombongan yang disebutnya rombongan Wali Kota New York itu dikawal voorijder dari New York Police Department (NYPD). Β
Β
"Tetapi pas lampu merah, mereka fully stoped. Mereka hanya bisa menerobos lampu merah in case of emergency only. So what happened to those Harley in Jogja last week? Ini harusnya jadi contoh disiplin berlalu lintas," pesan Raja. Β
Β
Bila benar yang dikatakan Raja bahwa iring-iringan tersebut merupakan konvoi mobil Wali Kota New York City, Bill de Blasio, maka sang wali kota tentulah sudah belajar banyak dan tak mengulangi kesalahannya. Β
Β
Pasalnya, sang Wali Kota, pernah jadi bulan-bulanan publik New York pada Februari 2014 lalu. Kala itu, ada media yang membuntuti mobil dinasnya. Β
Β
Bila dalam foto yang dikirim Raja adalah sedan dengan lambang Chevrolet, maka mobil dinas de Blasio yang dibuntuti media WCBS berjenis SUV Chevrolet Tahoe. WCBS, afiliasi lokal jaringan media CBS, membuntuti mobil SUV de Blasio.
Β
Hasilnya, mobil SUV hitam itu melanggar dua lampu merah, berganti jalur tanpa memberikan tanda dan melanggar batas kecepatan di beberapa ruas jalan. SUV de Blasio berjalan dengan kecepatan 45 mil per jam (72,4 km/jam) di ruas jalan dengan ketentuan maksimal kecepatan 30 mil per jam (48,2 km/jam). Juga berjalan dengan kecepatan sampai 60 mil per jam (96,5 km/jam) di mana seharusnya batas maksimal kecepatan jalan itu adalah 45 mil per jam (72,4 km/jam).
Β
Media dan publik menyorot dengan ironi praktek di lapangan yang dilakukan de Blasio itu setelah 2 hari sebelumnya, de Blasio mewacanakan program "Vision Zero" untuk mengurangi angka kematian akibat kecelakaan. Program itu termasuk menurunkan batas kecepatan di ruas-ruas jalan kota New York dan memasang lebih banyak CCTV untuk menangkap pengemudi yang mengebut dan melanggar lampu merah.
Β
"Kemungkinan kecelakaan fatal karena kecelakaan bisa diturunkan signifikan bila kecepatan bisa diturunkan di bawah 30 mil per jam. Jika kami bisa menurunkannya, akan ada perbedaan antara kehilangan nyawa dan menyelamatkan nyawa," tutur de Blasio, dua hari sebelum mobilnya tertangkap kamera melanggar lalu lintas pada Februari 2014 lalu.
Β
Esoknya, ketika dikonfirmasi, de Blasio menolak menjawab pertanyaan tentang insiden lalu lintas itu dan menegaskan bahwa dia tetap berkomitmen atas keselamatan dan tetap mewacanakan program "Vision Zero" hingga menjadi kenyataan.
Β
Sedangkan NYPD, yang menyediakan pengemudi kendaraan dan pengawalan sang Wali Kota itu mengatakan bahwa polisi yang mengemudikan mobil itu sudah menerima pelatihan khusus tentang mengemudi yang mengutamakan keselamatan dan keamanan. Β
Β
(Baca juga: Setkab Bela Erlanto Soal Moge, Kapolri: Kami Ada Kewenangan Diskresi)
Β
"Pada waktu dan kondisi tertentu, pelatihan ini termasuk teknik mengelola kecepatan dengan arus lalu lintas yang umum dan terkadang termasuk taktik untuk tetap mempertahankan formasi kala melalui persimpangan," jelas NYPD. (nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini