TKI Nelayan di Korea Selatan Minta Pengiriman TKI Sektor Perikanan Disetop

Laporan dari Seoul

TKI Nelayan di Korea Selatan Minta Pengiriman TKI Sektor Perikanan Disetop

Rina Atriana - detikNews
Rabu, 15 Jul 2015 22:09 WIB
Foto: Rina Atriana
Seoul - Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dikirim ke sektor perikanan di Korea Selatan rata-rata tak bertahan lama. Para TKI tersebut mayoritas memilih berhenti karena beban kerja yang terlalu berat namun dengan penghasilan yang tak sebanding.

Muhamaad Ishadi dan Abdullah Narji adalah dua di antara para TKI tersebut. Saat ini keduanya tinggal di sebuah masjid di kawasan kota pelabuhan Incheon, Seoul, Korea Selatan. Kepada detikcom, Ishadi dan Narji bertutur tentang ketidaknyamanan yang mereka dapat selama bekerja.

"Saya setahun di kapal (melaut). Tapi kemudian tidak tahan dan memilih kabur. Jadi selama ini kerjanya sehari-hari di kapal, kadang dimaki-maki, pernah juga dipukul," ujar Narji saat ditemui di masjid usai solat berjamaah, Rabu (15/7/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kerjanya bisa dibilang 24 jam. Kehidupannya keras. Gaji sekitar Rp 1,4 juta sebulan. Kalau menurut saya sebaiknya distop dulu pengirimannya, sampai ada sistem yang lebih baik," lanjut TKI asal Purwodadi itu.

Sementara itu Ishadi yang baru 2 hari bekerja sebagai tenaga nelayan di sebuah kapal milik warga Korea, memilih pindah kerja. Saat ini Ishadi bekerja di tempat pengeringan ikan teri.

Ishadi mengaku belum benar-benar menguasai bahasa Korea saat dinyatakan memenuhi syarat untuk dikirim. Ia juga mengakui bahwa menjadi TKI nelayan hanya batu loncatan untuk bisa mencari kerja lain di Korea. Tes menjadi TKI nelayan memang lebih gampang lolos daripada di bidang manufacture atau lainnya.

"Kalau saya cuma 2 hari di laut, karena nggak kuat, mabuk laut, pusing. Jadi saya minta pindah kerja, akhirnya bisa dapet di pengeringan ikan teri," ujar Ishadi.

Ishadi yang merupakan TKI asal demak menambahkan, tidak ada uang lembur sama sekali. Padahal, setiap hari dia bekerja dari jam 2 pagi hingga jam 12 malam.

"Tidur paling lama 4 jam. Ditutup saja (pengirimannya) nggak apa-apa. Sebelum sistem kerjanya diperbaiki. Jadi seharushya kalau hari Minggu tetap kerja, dihitung lembur. Jangan gaji mati dari awal gak berubah-ubah," jelas Ishadi.

Saat ini tak tersisa sama sekali TKI nelayan di kawasan kota pelabuhan Incheon. Busan bisa dibilang menjadi satu-satunya tempat di mana TKI nelayan masih cukup mudah ditemukan.

Menurut Wakil Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Cecep Herawan, saat ini hanya Indonesia dan Timor Leste yang masih mengirimkan tenaga kerja ke sektor perikanan di Korea Selatan. Negara lain sudah terlebih dahulu mencabut izin pengiriman tersebut.

"Negara lain memang sudah tidak ada yang mau mengirimkan TKI-nya di sektor ini, cuma kita saja. Permintaan dari pihak Korea memang tinggi. (rna/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads