Industri kreatif tak melulu soal musik saja. Ronny Gani, animator sejumlah film Hollywood, rupanya menaruh harapan pula kepada lembaga baru ini.
"Lembaga itu harus mampu mendukung perkembangan industri animasi secara finansial dan infrastruktur," ujar Ronny saat berbincang dengan detikcom lewat surat elektronik, Jumat (19/6/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lulusan Jurusan Teknik Arsitektur UI ini pun harus mencari materi secara mandiri untuk belajar teknik membuat animasi. Beruntung dia mampu menemukan hal-hal yang dia butuhkan.
"Dari masa kuliah saya berkenalan dengan penggunaan 3D software, dan kemudian saya memutuskan untuk memulai belajar animasi secara otodidak, karena saat itu tidak tersedia fasilitas edukasi yang memadai di Indonesia," ungkap dirinya.
Sembilan tahun berlalu sejak dia memutuskan untuk terjun ke dunia animasi. Kini sudah banyak karya yang dia hasilkan.
Bahkan Ronny bisa disebut sebagai orang yang bertanggung jawab atas efek visual yang ada di film-film seperti The Avengers, The Transformers, Pacific Rim, serta The Avengers: Age of Ultron. Semua itu buah dari keingintahuannya akan minat yang dia miliki.
Mengenai industri animasi di Indonesia sendiri, menurut Ronny masih banyak hal yang bisa dieksplorasi. Tetapi perlu diakui untuk sekarang ini lebih banyak animasi yang diimpor ketimbang yang diekspor.
"Industri animasi kita yang masih muda, dan belum mampu menghasilkan karya-karya yang kualitasnya mampu untuk di ekspor," sebut dia.
Lalu, apa tantangan yang dihadapi untuk mengembangkan industri animasi?
"Dalam industri animasi, terdapat jenis-jenis proyek yang bervariasi, mulai dari skala lokal, regional, sampai internasional. Semakin luas skala sebuah proyek, semakin tinggi pula kualitas yang harus dihasilkan. Saya rasa, setiap Artist harus mampu mengasah skill mereka untuk mencapai skala internasional dengan melalui proses-proses tertentu," tutur alumni SMA 68 Jakarta tersebut. (bpn/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini