Jangan Bangga Memelihara Hewan Langka di Rumah, Kembalikan ke Alam

#SavesiJambulKuning

Jangan Bangga Memelihara Hewan Langka di Rumah, Kembalikan ke Alam

Rachmadin Ismail - detikNews
Jumat, 08 Mei 2015 09:59 WIB
foto: Suryanto/Anadolu Agency/Getty Images
Jakarta -

Sebagian masyarakat masih menganggap memelihara hewan langka adalah sebuah prestasi atau kebanggaan. Citranya di lingkungan sosial bakal terangkat. Namun pandangan itu jelas salah.

Associate Director Indonesian Parrot Project (IPP) Stewart Metz mengatakan, kakatua jambul kuning masuk dalam salah satu hewan terlangka dan terancam punah di dunia. Burung kakatua lainnya yang masuk dalam daftar kritis adalah kakatua maluku (cacatua moluccensis), kakatua putih (cacatua alba) dan kakatua tanimbar (cacatua goffiniana).

Hewan-hewan itu diburu untuk dipelihara karena cantik, pintar, gemar bermain dan bisa akrab dengan manusia. Karena itu, jumlahnya semakin hari semakin berkurang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Indonesia, dalam beberapa kasus, sepertinya memiliki kakatua langka itu seperti sebuah simbol prestise dan kekayaan bagi para pejabat atau orang-orang kaya," terang Metz dalam keterangan tertulis kepada detikcom, Jumat (8/5/2015).

Metz sudah lama meneliti soal kakatua jambul kuning di Indonesia. Bersama Konservasi Kakatua Indonesia, mereka sudah meneliti hewan langka itu di Kepulauan Masalembu, Kepulauan Masakambing dan Karamaian.

Akibat perburuan dan pengkandangan di rumah-rumah, kehidupan kakatua jambul kuning terancam. Aksi sembunyi-sembunyi para penyelundup dengan memasukkan hewan langka itu ke dalam botol mineral jelas sebuah kekejaman.

"Menurut pendapat saya, cara ini sangat barbar dan mengerikan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ini adalah sebuah kejahatan melawan alam," tegasnya.

Karena itu, dia mengimbau agar pemerintah melakukan aksi nyata dengan mendorong penegakan hukum lebih tegas bagi para penyelundup. Selain itu, dia juga meminta agar warga desa di dekat lokasi habitat kakatua diberikan perhatian agar tidak menangkap burung langka tersebut.

"Pemerintah juga bisa menjaga kelestarian hutan agar burung kakatua bisa bereproduksi dan bertelur dengan baik," sarannya.

Dudi Nandika dari Konservasi Kakatua Indonesia mengatakan, kakatua jambul kuning adalah hewan mongami. Mereka tidak mau kawin bila bukan dengan pasangannya. Artinya, bila hewan itu dijadikan peliharaan atau dipisahkan dari pasangannya, proses reproduksi mereka akan terganggu. Apalagi, kakatua jambul kuning hanya bisa bertelur setahun sekali dengan jumlah telur 2-3 butir.

#SaveSiJambulKuning adalah gerakan menyadarkan masyarakat agar mengembalikan satwa langka yang dipelihara di rumah ke alam liar. Sudah saatnya kita tidak bisa berpangku tangan saja melihat populasi mereka yang terjun bebas hingga mendekati titik punah.

Bagi Anda yang sudah mengembalikan hewan langka tersebut atau berniat mengembalikannya ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), silakan mengirim foto hewan ke pasangmata.com atau redaksi@detik.com. Bila di lingkungan Anda ada yang memelihara kakatua jambul kuning, silakan juga laporkan ke BKSDA atau kepolisian terdekat dan pasangmata.com. Jangan lupa sertakan kontak Anda.



(mad/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads