Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah, Tapi Bagaimana Nasib Gedung Juang di Bekasi?

Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah, Tapi Bagaimana Nasib Gedung Juang di Bekasi?

- detikNews
Sabtu, 28 Mar 2015 15:28 WIB
Bekasi - Presiden Soekarno berkali-kali menyebut Jas Merah alias jangan pernah melupakan sejarah dalam pidatonya. Tapi rupanya, pesan Soekarno itu malah justru dilupakan. Salah satu buktinya yakni nasib Gedung Juang '45 di Jalan Hasanudin, Tambun Kabupaten Bekasi yang memiliki kondisi miris.

Gedung yang menyimpan cerita sejarah itu kini kumuh dan bahkan dianggap angker. Padahal kalau di negara lain, misalnya saja di Benua Eropa, gedung unik pasti akan dirawat dan dijadikan objek wisata.

Kondisi Gedung Juang 45 belakangan ini memang amat memperihatinkan, lantaran tak terawat. Tak hanya itu, gedung itu menjadi lokasi favorit kelelawar bersarang. Akibat tak mendapat perhatian, pondasi bangunan juga sudah mulai lapuk dan terancam roboh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita melihat dari sisi sejarah, dulu ini dibangun awal abad 20 waktu itu lagi tren arsitektur gedung art deko," ujar Sejahrawan dan Budayawan Kota Bekasi, Ali Anwar saat dihubungi, Sabtu (28/3/2015).

Kala itu Bekasi masih berstatus sebagai wilayah Kabupaten. Sejak dahulu Bekasi sendiri memiliki nilai jual sebagai wilayah investasi.

"Pertengahan abad 19 itu investor asing melirik Bekasi sebagai daerah investasi. Dahulu investor asing menyewa tanah selama 75 tahun untuk perkebunan dan pertanian. Investor asing ketika menyewa tanah hingga belasan ribu meter, kala itu pemilik tanah disebut sebagai tuan tanah di Tambun," ujarnya.

Gedung Juang 45 dibangun tahun 1901, di tengah belasan hektar areal perkebunan dan pertanian terdapat 3 bangunan. Masing-masing bangunan memiliki fungsi tersendiri.

"Kalau melihat bangunan utama mereka memiliki dua lantai, di paling atas itu terdapat rumah kaca fungsinya untuk menempatkan teropong sehingga bisa mengawasi dari jauh. Sementara dua bangunan lain digunakan untuk tempat tinggal pemilik tanah dan tempat tinggal para pekerja atau staf," tuturnya.

Jika melihat dari arsitektur yang dimiliki gedung juang 45. Terdapat ornamen khas dataran Tiongkok, hal itu dapat dilihat dari motif keramik dan bagian bentuk genteng.

"Kemudian pada saat 1942-1945 Jepang masuk ke Indonesia saat itu tuan tanah pun hengkang melarikan diri ke Jakarta ada juga yang pulang Kampung ke negara asalnya Cina. Oleh Jepang gedung tersebut difunggsikan sebagai pemerintahan Jepang di Bekasi," tutur Ali.

Ali mengatakan tahun 1945 hingga 1949 Bekasi menjadi daerah pertempuran. Hingga akhirnya pertempuran melawan jepang dimenangkan TNI. Gedung itu pun menjadi Gedung Juang.

"Gedung juang diambil alih menjadi pusat komando pertahanan republik Indonesia sebelah timur Jakarta. Hingga akhirnya sekutu dan NICA masuk melalui Bekasi Timur yakni daerah pertahanan Indonesia. Makanya ada syair Bekasi hingga Karawang, saat itu Bekasi menjadi lokasi pertemuan pejuang-pejuang yang ada di Indonesia." tandasnya.

(edo/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads