Namun akhirnya mereka bersahabat baik selama lebih dari 30 tahun. Saking akrabnya hubungan kedua tokoh itu, ketika krisis ekonomi melanda Indonesia di pengujung 1997, Soeharto sempat mengutus dua putrinya, Siti Hardiyanti (Tutut) dan Siti Hediyati Hariyadi (Titik) untuk meminta bantuan Lee.
Selain memberikan nasihat teknis ekonomi, Lee sempat menyarankan agar Tutut dan adik-adiknya menarik diri dari pasar dan tidak lagi terlibat dalam proyek-proyek baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjelang Sidang Umum MPR 1998, ketika BJ Habibie menjadi calon kuat wakil presiden untuk mendampingi Soeharto, Lee melontarkan pernyataan mengejutkan. Menurut dia, pasar tak bersahabat dengan pakar aeronotika itu.
Apabila dipaksakan menjadi wakil presiden nilai tukar rupiah akan terus melemah menyentuh Rp 16 ribu per dolar. Tapi Soeharto tak peduli, dan Habibie pun terpilih menjadi wapres menggantikan Try Sutrisno dalam Sidang MPR, 11 Maret 1998. Namun pada akhirnya, Lee meminta maaf pada Habibie dan memujinya.
(erd/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini